NTT – Masa kampanye Pilkada 2024 akan berakhir pada 23 November 2024. Berdasarkan hasil jajak pendapat Jaringan Nasional Citra, terpilihnya Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Wakil Gubernur Melki Lakalena-Johni Asadoma masih unggul. .
Sampel yang diterima sebanyak 1880 orang dengan menggunakan multistage random sampling. Toleransi kesalahan atau margin of error pada analisis saat ini adalah sekitar 2,26% dan tingkat kepercayaan 95%.
Survei tersebut akan tersebar di 21 kabupaten dan satu kota di wilayah NTT pada 26 Oktober hingga 6 November 2024. Survei tersebut juga untuk mencari pengakuan dan penerimaan masyarakat terhadap pasangan tersebut. Hasilnya, 84,7% responden mengenal baik pasangan Melki Lakalena-Johni Asadoma. Kemudian, 85,8 persen menyukai suami istri Melki Lakalena-Johni Asadoma.
Sedangkan 82,7% responden mengenal Yohanis Franciskus Lema-Jane Natalia Suryanto sebagai pasangan yang baik dan 77,6% menyukai pasangan tersebut, serta 70,7% responden mengenal pasangan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garou dan 66% responden menyukainya. Robby Rossyad, CEO Citra National Network, Sabtu (9/11/2024).
Survei ini mengukur kemampuan dua dari dua calon NTT dalam survei ini dengan mengajukan pertanyaan seputar pemilihan calon Gubernur dan Wakil Gubernur pada pilkada kali ini. Dalam pertanyaan terbuka ini, responden diperbolehkan menjawab secara bebas tanpa dibatasi pada pilihan jawaban yang telah ditentukan.
Hasilnya, 37,1% responden memilih nama pernikahan Melki Lakalena-Johni Asadoma. “Mereka disusul Yohanis Franciskus Lema-Jane Natalia Suryanto dengan perolehan suara 32,3%, Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garu dengan perolehan suara 18,2%, dan yang tidak menentang dengan perolehan suara 12,4%,” ungkapnya.
Kemudian dilanjutkan dengan menguji ketenangan terdakwa dalam memilih melalui pertanyaan tertutup disertai nama dua dari tiga pasangan dan surat suara yang harus dipilih terdakwa.
Alhasil, nama dan foto pasangan Melki Lakalena-Johnny Asadoma terpilih dengan perolehan 42,7% suara. Kemudian, Yohanis Franciskus Lema-Jane Natalia Suryanto terpilih dengan perolehan suara 33,9%. Kemudian, Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garu terpilih 20,8% dan tidak memilih 2,6%.
Robbie menilai, situasi tersebut menunjukkan keputusan politik responden pemenang Pilgub NTT 2024 adalah pasangan Melki Lakalena-Johnny Asadoma yang menang jika mengacu pada hasil pemilu Jaringan Nasional Citra.
“Kalau melihat perolehan suara kita di Pilpres NTT, dengan asumsi tidak ada peristiwa besar yang berkaitan dengan politik, maka jelas siapa yang menang di pilkada tersebut,” ujarnya.
Menurut Robbie, selisih elektoral antara Melki Lakalena-Johni Asadoma dan Yohanis Franciskus Lema-Jane Natalia Suryanto sekitar 8%.
Benar, jumlah ini melebihi jumlah yang tidak memilih dan margin of error pemilu kali ini. Itu tergantung proses pemungutan suara. Hari pemungutan suara semakin dekat, hanya sedikit pemilih yang absen, ujarnya.
Pilkada Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2024 merupakan sebuah langkah penting bagi masyarakat NTT untuk melihat sosok pemimpin yang akan membawa NTT ke arah yang lebih baik dalam lima tahun ke depan. Hasil survei ini mengungkap harapan masyarakat NTT terhadap permasalahan mendesak yang harus diselesaikan oleh gubernur dan wakil gubernur terpilih.
Diantaranya, 78,9% responden berharap kepala daerah terpilih mampu mengentaskan kemiskinan yang masih tinggi. Pasalnya menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, NTT termasuk salah satu kabupaten dengan persentase penduduk miskin tertinggi di Indonesia, yaitu 19,48%.
Indikator ini 9,54% lebih tinggi dibandingkan rata-rata kemiskinan nasional. “Sekarang 76,8% berharap bisa meningkatkan pendidikan yang masih tertinggal dibandingkan daerah lain,” ujarnya.
“81,2% responden menyatakan diharapkan terjadi penyesuaian harga barang-barang kebutuhan pokok pada periode ini, sedangkan 76,9% responden berharap adanya layanan kesehatan gratis dengan fasilitas berkualitas,” tutup Robbie. .
Pengamat politik Ujang Komarudin menganalisis, hasil pemilu yang baik tidak lepas dari citra Melki Lakalena yang masih muda, berstatus anggota DPR dan dinilai telah memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat NTT. .
“Peluang terkait penelitian itu banyak sekali, pertama tingkat pengakuannya sangat tinggi, kemudian tingkat seleksinya, tingkat penerimaannya juga tinggi atau kuat,” kata Ujang.
“Sekarang mungkin kalian sering turun ke jalan, turun ke masyarakat, mungkin kalian sering membantu warga NTT, banyak hasil surveinya, faktanya kalian sering membantu masyarakat. dan turun di tengah masyarakat,” ujarnya.