TEL AVIV – Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membenarkan bahwa Israel, gerakan Palestina Hamas, Amerika Serikat (AS) dan Qatar menandatangani perjanjian gencatan senjata dan pembebasan sandera di Jalur Gaza.
The Jerusalem Post melaporkan perkembangan tersebut pada Jumat, 17 Januari 2025, mengutip kantor Netanyahu.
“Perdana Menteri Israel telah memerintahkan pertemuan kabinet keamanan, diikuti dengan pertemuan kabinet untuk menyetujui kesepakatan tersebut,” kata laporan itu.
Pada hari Kamis, media melaporkan, mengutip seorang pejabat Israel, bahwa kabinet keamanan Israel akan bertemu untuk melakukan pemungutan suara mengenai perjanjian gencatan senjata pada hari Jumat, sementara pemerintah Israel diperkirakan akan melakukan pemungutan suara mengenai perjanjian tersebut pada hari Sabtu.
Israel dan Hamas, yang ditengahi oleh Qatar, Mesir dan Amerika Serikat, menyetujui gencatan senjata selama 42 hari pada tanggal 15 Januari, mengumumkan niat mereka untuk mengakhiri permusuhan yang telah merenggut nyawa 46.000 warga Palestina dan hampir 1.500 warga Israel selama 15 bulan. Hal ini menyebar ke Lebanon dan Yaman, menyebabkan serangan rudal timbal balik antara Israel dan Iran.
Fase pertama mencakup pertukaran sebagian tahanan, penarikan pasukan Israel ke perbatasan Gaza, dan bantuan kemanusiaan. Tahap kedua dan ketiga belum disepakati.
Berdasarkan perjanjian tersebut, negara penjamin perjanjian Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS) akan mendirikan pusat koordinasi di Kairo.