Kekejaman 3 Wanita Pembunuh Pria di Buleleng Bali Terungkap, Korban Dianiaya hingga Tewas Gegara Utang

Kekejaman 3 Wanita Pembunuh Pria di Buleleng Bali Terungkap, Korban Dianiaya hingga Tewas Gegara Utang

BUWELENG – Polisi Bulleng regional mengungkapkan kasus pembunuhan kekerasan dengan korban seorang pria yang dilemparkan ke wilayah hutan desa Panchasari. Pembicara pembunuhan -adalah tiga wanita, Lenny (57), hoki (38) dan internal (38).

Kasus ini dimulai pada hari Minggu, 3 Februari, ketika penduduk desa Panchasari menemukan mayat seorang pria di kawasan hutan Singaraja-Denpasar di Balia.

Ketika ditemukan, bangkai adalah tubuh yang penuh dengan luka tanpa tanda. Polisi menerima laporan masyarakat dan diselidiki.

Akhirnya identitas korban terungkap dari hasil sidik jari mereka, bernama Gede’s Pandy Son Palguna.

Kasus ini dikembangkan oleh polisi Buleleng, poling tim Satcim Gaq, dan mengikuti CCTV dari rute Singaraja-Denpasar.

Karena hasil kaki CCTV, mobil Honda Brio ditemukan beberapa kali. Dia tahu bahwa mobil itu disewa oleh para pelaku.

Diduga bahwa polisi berhasil menangkap tiga wanita yang menyewa mobil dan merupakan pelaku pembunuhan korban.

Para pihak mengambil bukti mobil yang digunakan untuk mengangkut korban ke desa Panchasari di Bulleng, dari lokasi pembunuhan ke daerah Denpaser, AKBP Ida Baga Widwan Suthadi.

Selain itu, polisi menjamin tongkat limbah dan peralatan CCTV yang digunakan untuk menyerang besi, kotak serangga dan korban yang digunakan untuk membuat tubuh korban.

Kepala polisi mengungkapkan bahwa tujuan pembunuhan itu adalah masalah pinjaman.

“Korban memiliki pinjaman untuk mencurigai $ 5 miliar Lenny. Korban berjanji untuk menjual hotel yang dimiliki oleh tersangka dan meminta hadiah sebelum RPG mencapai $ 5 miliar, tetapi hotel tidak dijual,” katanya pada hari Kamis (2/ 13/2025).

Selain itu, RPG memiliki pinjaman 60 juta korban yang diduga Oki (38) dan satu (38).

Ketika para pelaku marah, korban dilecehkan dari 20 Januari hingga 2 Februari (13 hari).

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *