JAKARTA – Kementerian Pendidikan Dasar akan menyiapkan fasilitas sekolah di Nias, Sumatera Utara, SDN 078481 Uluna’ai Hiligo’o yang berkembang pesat karena kekurangan guru. Salah satunya adalah rumah dinas.
Sebelumnya diberitakan, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 078481 Uluna’ai Hiligo’o sebulan tidak ada kegiatan pembelajaran karena gurunya berhenti mengajar.
Baca Juga: Guru di Nias Sebulan Absen, Penyebab Kekhawatirannya Terungkap
Penyebab kekurangan guru di sekolah tersebut adalah karena letaknya di desa terpencil yang berjarak 8,5 kilometer dari desa induk.
Sekolah ini hanya dapat dicapai melalui jalan batu. Para guru juga harus menghadapi bahaya menyeberangi Sungai Nai sebanyak 13 kali. Waktu tempuh ke sekolah dari desa induk memakan waktu dua jam.
Baca juga: Guru SD Komunitas di Desa Terpencil Nias Ternyata Tak Terima Gaji Khusus.
Saat hujan deras, guru sering terjebak di jalan akibat banjir sungai, dan dalam beberapa bulan terakhir terjadi hujan lebat di wilayah Nias, sehingga menyulitkan guru untuk berangkat ke sekolah atau bahkan terkadang makan siang di sekolah. .
Jumlah guru di sekolah tersebut sebanyak 9 orang yang terdiri dari 3 orang PNS, 2 orang P3K dan 4 orang GTT.
Terkait situasi tersebut, Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kementerian Pendidikan Dasar Suharti mengatakan Kementerian Pendidikan Dasar telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah untuk menyiapkan beberapa lembaga untuk membantu SDN 078481 Uluna’ai Hiligo’. S.
Baca juga: Virus Tutup Sekolah Dasar Nias Sebulan karena Kekurangan Guru
Al-Suharti mengatakan, Senin (20/1/2025) di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “Insya Allah kami akan segera menyiapkan penyelesaian resminya. Kemudian usulan pembangunan jembatan dan lain-lain.”
Ia mengatakan, persiapan pembangunan gedung tersebut akan segera dilakukan setelah berdiskusi dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPPR).
Sementara itu, Menteri Pendidikan Dasar Abdel Muti mengatakan, pihaknya sudah mengantisipasi permasalahan ini sejak awal dengan berbagai upaya mendorong pembelajaran yang juga mencakup faktor lain di luar sekolah, khususnya di daerah tertinggal, perbatasan, dan terluar (3T).