LARANTUKA – Kementerian Komunikasi dan Koneksi Digital (Kemkomdigi) akan mendirikan pusat informasi dan media terkait bencana letusan Levtobi Lak di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Selain itu, Kementerian Komunikasi dan Teknologi juga akan mempercepat pemulihan internet dan telekomunikasi lainnya.
Langkah ini dilakukan Kementerian Komunikasi dan Pendidikan Tinggi untuk memastikan masyarakat mendapat informasi akurat dalam segala hal, mulai dari penanganan pengungsi hingga percepatan pemulihan pascabencana. Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Prabunindya Revta Revolusi Kementerian Komunikasi dan Teknologi saat memimpin rapat koordinasi (RAKOR) antara jajaran Kementerian Komunikasi dan Pendidikan Tinggi dengan pemangku kepentingan terkait. Usai meninjau posko dan lokasi pengungsian terdampak letusan Gunung Laki-Laki di Levtobi, Minggu (17/11/2024).
“Sesuai instruksi Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkodigi), Meutia Hafid, kami berupaya semaksimal mungkin mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas dan fungsi Kementerian Komunikasi dan Teknologi, termasuk memberikan bantuan kepada semua pihak yang terdampak. bencana itu,” kata Prabu.
Menurut dia, selain pembuatan pusat informasi dan media, berdasarkan hasil pantauan langsung di lapangan, perlu dilakukan pemulihan akses komunikasi dan telekomunikasi. Penguatan sinyal, akses Internet dan data, serta bandwidth tambahan sangat penting dalam krisis bencana.
“Jadi, selain komunikasi publik, infrastruktur telekomunikasi juga menjadi prioritas Kementerian Komunikasi dan Pendidikan Tinggi. Dalam kondisi kritis seperti ini, pertukaran informasi yang cepat dan akurat sangat diperlukan, jangan sampai hal ini terjadi,” kata Prabu.
Untuk itu, lanjut Prabu, pihaknya berkoordinasi dengan jajaran Kementerian Kominfo dan pemangku kepentingan terkait seperti BAKTI Kemkomdigi, Direktorat Jenderal Pos dan Informatika (Ditjen PPI), operator seluler, dan Perhubungan Kabupaten Flores Timur. dan Layanan Informasi untuk mengambil tindakan segera untuk mempercepat pemulihan komunikasi dan telekomunikasi.
Ingatlah bahwa para korban bencana, seperti orang tua yang tidak dapat bekerja, anak-anak yang tidak bersekolah, harus didukung tidak hanya secara materi, tetapi juga psikologis, agar pemulihan pascabencana dapat cepat. Internet sangat diperlukan karena tidak hanya sekedar ketersediaan informasi, tetapi juga untuk sosialisasi, “pendidikan dan hiburan dapat diberikan kepada para korban, khususnya anak-anak,” ujarnya.
Hieronymus Lamavrani, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Florida Timur, pada hari yang sama mengatakan, terdapat 12.987 pengungsi di 6 posko lapangan pada Minggu (17/11/2024). Setiap pos memiliki tantangan komunikasi karena keterbatasan jaringan.
Akibat erupsi tersebut, beberapa fasilitas telekomunikasi termasuk Base Transmisi Station (BTS) dan tower milik BAKTI terkena dampak parah sehingga menyebabkan fluktuasi kualitas jaringan. Dari total 13 menara BTS yang tersedia, hanya empat menara yang berfungsi maksimal, sementara menara lainnya tidak stabil “akibat pasokan listrik yang tidak menentu”, kata pria bernama Heri.
Petrus Robi Tullus, Kepala Bidang Penerapan e-Government Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Flores Timur, menambahkan, kondisi pengungsian dengan penumpukan massa juga menekan jaringan dan menyebabkan kemacetan lalu lintas. Situasi ini membuat layanan komunikasi tidak memadai. Ia berharap operator seluler yang bekerja di lapangan segera memperkuat jaringannya, khususnya di dua kota utama, Kota Konga dan Bolumatang.
“Dari 32 perangkat akses internet BAKTI, hanya satu yang rusak karena terkena dampak langsung erupsi. Namun sisanya sebanyak 31 unit juga mengalami kendala karena kondisi lapangan yang berdebu dan ditutup karena takut listrik padam. Aktif dan nonaktif, delapan unit dipindahkan ke enam pos “yang didirikan untuk memaksimalkan komunikasi di lokasi ini. Namun kapasitasnya perlu ditingkatkan.”
Gunung Api Levotobi Laki di Kecamatan Wulangitang, Flores Timur, NTT dilaporkan meletus pada Minggu (3/11/2024) pukul 23.56 WIB. Hingga saat ini, letusan lebih lanjut terus terjadi dalam skala yang berbeda-beda. Akibatnya, 12.987 orang mengungsi dan kini terkonsentrasi di enam posko lapangan. Jalan nasional yang menghubungkan Larantuka, Levotobi, dan Maumer juga ditutup dan tidak bisa dilalui dalam radius 7 kilometer (km) dari puncak Levotobi Lakile.