Kementerian PANRB Tetapkan Perpusnas Jadi Hub Jaringan Inovasi Pelayanan Publik

Kementerian PANRB Tetapkan Perpusnas Jadi Hub Jaringan Inovasi Pelayanan Publik

JAKARTA – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) terpilih menjadi salah satu dari 20 Hub Jaringan Inovasi Pelayanan Publik (JIPP). Didirikan oleh Kementerian Penguatan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PANRB) Republik Indonesia.

Komitmen tersebut diwujudkan dalam Festival Pelayanan Prima 2024 bertajuk “Mewujudkan Ekosistem Pelayanan Publik yang Transformatif, Inovatif, dan Inklusif” yang digelar secara hybrid di Jakarta, Selasa (8/10/2024).

Baca Juga: Perpusnas Tetapkan 7 Naskah Semenanjung Sebagai Memori Kolektif Nasional

Selain Perpustakaan Nasional, beberapa instansi yang ditunjuk sebagai hub JIPP antara lain Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Provinsi DKI Jakarta, dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Joko Santoso, Sekretaris Utama Perpusnas, mengatakan komitmen ini merupakan peluang baik bagi Perpusnas untuk menjadi salah satu simpul jaringan reformasi birokrasi, khususnya inovasi baru untuk memperkuat pelayanan publik.

Menurutnya, pasca keputusan ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Perpusnas. Pertama, reformasi birokrasi harusnya berdampak terutama pada pelayanan publik Perpustakaan Nasional.

“Dalam hal ini sebenarnya merupakan program TPBIS (Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial). Sejauh ini dampak sosial, kesejahteraan, dan ekonomi masyarakat sudah nyata. Menteri,” jelasnya.

Kedua, ia menekankan reformasi bukan sekedar tumpukan dokumen, melainkan upaya serius memperkuat kinerja dengan melakukan berbagai perubahan dan inovasi.

“Hal ini menjadi tuntutan bagi organisasi pelayanan publik untuk semakin agile dan mempercepat perubahan yang cepat, seperti perubahan demografi dan perubahan terkait era revolusi digital,” ujarnya.

Terkait revolusi digital, jelasnya, saat ini Perpusnas sudah memulai proses digitalisasi isi, proses bisnis termasuk layanan online. Menurutnya, hal ini memperkuat pesan bahwa perpustakaan harus menjalani transformasi digital.

Terakhir, mengenai kompetensi dan efisiensi sumber daya manusia. Dijelaskannya, perlu adanya peningkatan kapasitas lembaga Perpustakaan Nasional yang berdaya guna tinggi dan berbasis jaringan untuk menciptakan kolaborasi antara perpustakaan dan lembaga pemberi informasi dan pengetahuan.

Di bidang pelayanan, ia menekankan pentingnya pelayanan publik yang berkualitas dan komprehensif. Sebagai lembaga layanan publik, Perpustakaan Nasional hendaknya mampu menghargai perbedaan yang ada di masyarakat, menghargai keberagaman dan berempati terhadap perbedaan dan keberagaman tersebut.

“Kami memastikan masyarakat dimanapun berada, apapun kondisi psikis dan fisiknya, dapat terus mengakses layanan pengetahuan sebagai hak warga negara,” ujarnya.

Ke depan, setelah Perpusnas ditetapkan sebagai Jap Hub, pihaknya akan menyusun dan mengintegrasikan dokumen tersebut ke dalam peta jalan reformasi birokrasi lima tahun ke depan.

“Harus segera kita kembangkan dan integrasikan ke dalam Rencana Strategis Perpusnas 2025-2029 (Reinstra) agar bisa diintegrasikan dengan program dan kegiatan kita lima tahun ke depan,” tutupnya.

Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas dalam sambutannya sangat mengapresiasi seluruh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah yang telah menunjukkan komitmen sejati dan konsistensi dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

Mengutip kegemaran Presiden Joko Widodo terhadap reformasi birokrasi, yaitu birokrasi yang berdampak, bukan tumpukan kertas, dan birokrasi yang tangkas dan cepat, seharusnya mendukung pemerintahan digital yang berbasis data.

“Selandia Baru, Singapura, Swedia dan lain sebagainya adalah negara-negara terbaik di dunia yang kehadiran birokrasinya menjadi lebih efektif dengan tingginya kehadiran e-Government. Kami berharap nilai e-Government kita terus berkembang, sehingga Kita bisa segera bisa. Hanya untuk bisa memberikan dampak pada masyarakat,” ujarnya.

Sebagai informasi, peringkat Indeks Pembangunan E-Government Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2018, Indonesia menduduki peringkat 107, dan pada tahun 2024 naik ke peringkat 64.

Selain pendirian 20 pusat JIPP, kegiatan Perayaan Pelayanan Terbaik 2024 juga dibarengi dengan penyerahan penghargaan pelayanan publik, peluncuran bertahap 22 Pusat Bisnis Pelayanan Publik (MPP), dan pendirian 139 MPP Digital (MPPD).

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *