Jakarta – Direncanakan oleh berbagai bagian yang direncanakan untuk meningkatkan pajak rokok pada tahun 2021, yang berpikir kebijakan ini adalah langkah mundur, dalam upaya untuk melindungi kesehatan masyarakat, terutama dalam mengendalikan kontrol zat (PP), terutama yang mengendalikan tidak.
Ahmed Dahlan menyatakan keprihatinannya dengan Jakarta Institute of Technology and Business Center for Human and Economic Development (CURE) Konsultan Senior.
“If the principle of suspension of cigarette tax is true, we will deal with a fatal impulse. It is like achieving our efforts to protect public health, especially in case of restrictions on tobacco and addictive substances,” he said on Wednesday – Fair ( 13/11/2024).
Turunan 2023 dari 2824 dari PP No. 2024 mengendalikan pembatasan iklan rokok, pengemasan peringatan kesehatan dan untuk melarang penjualan rokok anak -anak di bawah 21 dan area tertentu seperti sekolah terdekat. Kebijakan ini juga mencakup kontrol rokok elektronik, yang tumbuh di antara kaum muda.
Menurut wajah itu, penangguhan kebijakan konsumen mencegah upaya untuk mengendalikan berbagai rokok yang direncanakan. Harga rokok berbanding lurus dengan pengurangan jumlah anak -anak yang mulai merokok berdasarkan studi Pusat Studi Jaminan Sosial Universitas Universitas Indonesia (PKJS -U) pada tahun 2021. “Harga rokok murah terbukti menjadi alasan penting Bahwa itu memudahkan anak -anak untuk mencoba merokok dan bahkan mengulanginya untuk merokok, “tambahnya.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh CPEDS ITB -D juga mengungkapkan bahwa kebijakan kenaikan pajak dan harga tembakau tidak hanya mampu mengurangi insiden merokok di kalangan orang dewasa dan remaja, tetapi juga memiliki dampak ekonomi yang positif pada keluarga miskin. “Ini bukan hanya bahan kontrol tembakau, tetapi juga bahan yang efektif untuk mengurangi kemiskinan,” kata wajah itu.
Indonesia sehat dan makmur (2021) melaporkan pertumbuhan tembakau dan deklarasi simulasi penentuan harga. Kenaikan pajak tahunan sebesar 20 % adalah dua kali jumlah perokok dan diperkirakan bahwa 12,5 triliun RP mendapatkan pendapatan tambahan untuk negara tersebut.
“Biaya tembakau dalam keluarga miskin dapat memperkuat kebutuhan dasar mereka dan memperkuat efisiensi meningkatkan kebaikan ekonomi keluarga. Konsumsi rokok tidak hanya mempengaruhi kesehatan tetapi juga mencegah kualitas hidup orang miskin,” katanya
Dalam mengenang Hari Kesehatan Nasional ini, diharapkan bahwa kebijakan yang terkait dengan kontrol tembakau dapat diimplementasikan secara konsisten untuk mencapai kesehatan dan ekonomi yang baik adalah rakyat Indonesia.