STATION NEWS Kerugian Israel Akibat Diserang 180 Roket Iran

STATION NEWS Kerugian Israel Akibat Diserang 180 Roket Iran

JAKARTA – Israel dibombardir Iran dengan 180 rudal pada awal pekan lalu sehingga menimbulkan sejumlah kerugian ekonomi bahkan kerusakan infrastruktur. Militer Israel mengklaim sebagian besar rudal bisa dicegat sehingga kerusakan yang ditimbulkan tidak terlalu besar.

Meluncurkan hampir 200 rudal balistik ke Israel, serangan itu adalah yang kedua sejak hampir 300 rudal dan drone ditembakkan pada bulan April. Militer Israel mengatakan sejumlah kecil proyektil yang tidak dibelokkan menghantam Israel selatan.

Sehari setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan beberapa pangkalan angkatan udara rusak akibat serangan rudal Iran, namun tidak ada pesawat yang rusak, media Israel melaporkan.

“Hanya gedung administrasi dan komponen periferal yang terkena dampaknya,” kata ISIS, seraya menambahkan bahwa “misi-misi berikut tidak terpengaruh.”

ISIS juga dilaporkan mengatakan kerusakan kecil pada infrastruktur dan properti di wilayah sipil kemungkinan besar disebabkan oleh pecahan peluru dari rudal yang ditangkap.

Tepat di utara Tel Aviv pada hari Rabu, dekat markas Mossad, seorang koresponden BBC menemukan beberapa mobil rusak parah dan tumpukan tanah di sampingnya. Disebutkan, dampak ledakan rudal tersebut menimbulkan kawah sedalam 8 hingga 10 meter.

Dilaporkan juga bahwa sekitar 100 rumah rusak akibat ledakan roket dan pecahan peluru di kota terdekat Hod HaSharon. “Ini mempunyai dampak yang sangat kuat,” kata pemerintah kota.

Selain itu, sebuah video yang dirilis ISIS menunjukkan panglima tertinggi mengunjungi sebuah sekolah yang terkena serangan rudal di distrik Gedera, sebelah timur Ashkelon, yang menyebabkan kerusakan parah pada ruang kelas.

Beban Ekonomi Israel Selama Perang Ketika perang di Israel terus meluas, perekonomian berada di bawah tekanan. Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, mengakui bahwa perekonomian Israel menanggung beban terberat akibat perang yang paling memakan biaya dalam sejarah.

Hampir setahun setelah serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober, Israel melancarkan berbagai aksi pembalasan, mulai dari serangan darat terhadap Hizbullah di Lebanon, hingga serangan udara di Gaza dan Beirut. Israel bahkan mengancam akan membalas serangan rudal balistik Iran awal pekan ini.

Ketika konflik menyebar ke wilayah lain, dampak ekonomi akan meningkat, baik bagi Israel maupun negara-negara lain di Timur Tengah.

Bank of Israel memperkirakan pada bulan Mei bahwa mereka akan membutuhkan $66 miliar untuk membiayai perang pada akhir tahun depan. Itu termasuk biaya militer dan biaya sipil, seperti perumahan ribuan warga Israel yang terpaksa meninggalkan rumah mereka di utara dan selatan. Jumlah ini setara dengan sekitar 12% PDB Israel.

Pengeluaran militer Israel diperkirakan akan semakin meningkat seiring dengan memanasnya perang dengan Iran dan proksinya, termasuk Hizbullah di Lebanon. Sebelumnya, Israel melancarkan serangan darat terhadap Lebanon yang menargetkan Hizbullah pada 30 September.

Menteri Keuangan Smotrich yakin bahwa perekonomian Israel akan pulih setelah perang berakhir, namun para ekonom khawatir bahwa dampak buruknya akan bertahan lama setelah konflik.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *