TOKYO – Produsen truk Hino Motors membukukan kerugian bersih sebesar $1,42 miliar pada paruh pertama September akibat skandal penipuan data.
Kerugian ini merupakan pembalikan keuntungan bersih sebesar $496.000 yang dicatat pada periode tahun sebelumnya.
Hino kini memperkirakan kerugian bersih sebesar $1,43 miliar untuk setahun penuh yang berakhir pada tanggal 31 Maret.
Seperti dilansir Asia Nikkei Kamis (31/10/2024), tidak ada rencana dividen tahunan.
Skandal data Hino muncul pada tahun 2022 ketika produsen mobil tersebut mengaku memalsukan data emisi dan konsumsi bahan bakar yang diperlukan untuk mendapatkan sertifikasi tipe untuk mesin dieselnya.
Hal ini menyebabkan Hino menghentikan pengiriman kendaraan yang dilengkapi dengan mesin yang terkena dampak.
Perusahaan logistik dan pelanggan lain di Amerika Serikat dan Kanada telah mengajukan tuntutan hukum terhadap Hino. Pihak berwenang sedang menyelidikinya.
Selama setengah tahun yang baru saja berakhir, Hino membukukan kerugian luar biasa sebesar $1,50 miliar karena penyelesaian yang saat ini sedang dinegosiasikan dengan otoritas AS.
Kerugian kontinjensi mencakup pengeluaran “sepanjang kami dapat memperkirakannya secara masuk akal berdasarkan informasi yang tersedia,” kata Hino.
Menurut Hino, kerugian bisa bertambah tergantung hasil negosiasi dengan otoritas AS.
Proses hukum yang tertunda di Australia dan yurisdiksi lainnya juga menimbulkan risiko tambahan.