JAKARTA – Ketua Umum GP Ansor Addinjauharudin menghadiri China Economic and Social Conference 2024 bersama Ketua Umum Hubungan Internasional GP Ansor Dianta Sebayar yang juga pengamat ekonomi Universitas Negeri Jakarta, dan Wakil Sekjen Hubungan Internasional Budy Sugandi, PhD dari Southwest Universitas, Cina.
Konferensi ini diselenggarakan oleh China Economic and Social Council (CESC) di Shanghai, Tiongkok, dengan tema utama “Membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia, bekerja sama untuk menciptakan dunia modern”. Forum yang memasuki tahun ke-19 ini bertujuan untuk mendorong kerja sama internasional dalam pembangunan sosial dan ekonomi yang inklusif serta memperkuat kerja sama internasional untuk mencapai perdamaian dan kesejahteraan bersama.
CESC beroperasi sebagai badan elit di bawah naungan Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok (CPPCC). Sejak pertama kali konferensi ini diselenggarakan pada tahun 2006, konferensi ini telah menjadi platform dialog strategis bagi para pemimpin dunia, akademisi dan pemangku kepentingan dari berbagai sektor untuk membahas berbagai isu internasional. Tujuan utamanya adalah menciptakan kerja sama internasional yang berkelanjutan.
Tahun ini forum tersebut dibagi menjadi dua sesi paralel. Sesi pertama, “Mempromosikan Globalisasi Ekonomi yang Adil, Multidisiplin dan Inklusif,” membahas langkah-langkah menuju sistem ekonomi global yang lebih adil dan terstruktur. Sesi kedua, “Bekerja menuju dunia modern dengan pembangunan yang damai, kemitraan untuk keuntungan bersama dan kesejahteraan bersama,” berfokus pada kerja sama internasional untuk menciptakan dunia yang damai dan sejahtera.
Pada konferensi tersebut Gus Addin menyampaikan bahwa GP Ansor sebagai organisasi besar harus terus membangun jaringan internasional. Hal ini penting untuk memperkuat supply chain management (SCM) sumber daya manusia, tidak hanya di tingkat nasional, namun juga internasional.
“Kami ingin memahami dan mempelajari secara langsung bagaimana perubahan sosial bukan sekedar mimpi, tapi menjadi kenyataan, seperti yang terjadi di Shanghai,” kata Gus Addin dalam keterangan resmi, Jumat (8/11/2024).
Shanghai, kota terbesar di Tiongkok menurut Gus Addin, luar biasa kuat dalam keinginannya untuk terus berinovasi, terutama di bidang teknologi, kecerdasan buatan (AI) dan energi terbarukan. “Kekuatan Shanghai terletak pada keinginan kuat kota tersebut untuk terus berinovasi,” tegasnya.
Ia berharap GP Ansor tidak puas dengan besarnya sumber daya yang dimilikinya. Dengan inovasi dan visi global, Ansor diharapkan terus berkembang, seperti gedung tertinggi kedua di dunia di Shanghai.
Forum Ekonomi dan Sosial Tiongkok 2024 juga menyoroti komitmen Tiongkok dalam membangun komunitas global berdasarkan perdamaian dan kesejahteraan bersama. “Platform ini menjadi jembatan untuk menciptakan solusi inovatif terhadap tantangan global, seiring dengan penguatan fondasi pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.