TEHERAN – Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Hizbullah adalah pembela Lebanon terkuat dan terbaik melawan keserakahan rezim Zionis Israel.
Pernyataan Khamenei muncul setelah Israel mengebom Lebanon selama sebulan dengan dalih menghancurkan Hizbullah.
Sejak tanggal 23 September, Israel telah melancarkan serangkaian serangan terhadap basis Hizbullah, khususnya di sekitar Lebanon tengah; Memulai operasi darat di Beirut dan Lebanon selatan.
Setidaknya 1.552 orang telah terbunuh di negara itu, menurut informasi AFP, berdasarkan sumber resmi Lebanon, dan menurut PBB, sekitar 800.000 orang telah mengungsi.
“Hizbullah adalah pembela terkuat Lebanon dan perisai terkuat melawan keserakahan rezim Zionis, yang tujuan lamanya adalah memecah belah Lebanon,” kata Khamenei dalam pernyataan yang dikutip AFP, Jumat (25 Oktober 2024).
Sejak berdirinya Republik Islam setelah revolusi tahun 1979, Iran telah menjadikan dukungan terhadap perjuangan Palestina sebagai salah satu pilar kebijakan luar negerinya.
Iran tidak mengakui negara Israel dan menyebutnya sebagai “entitas Zionis”.
Komentar Khamenei muncul sebagai tanggapan atas konfirmasi Hizbullah pada hari Rabu mengenai kematian Hashem Safieddine, yang diperkirakan akan memimpin kelompok tersebut setelah kematian Hassan Nasrallah.
Nasrallah dan Safieddin tewas dalam pemboman Israel yang terpisah.
Komentar Khamenei muncul pada hari Prancis mengadakan konferensi internasional di Paris untuk mengumpulkan $800 juta bantuan kemanusiaan untuk Lebanon.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati: “Perang harus segera dihentikan, tidak boleh ada gencatan senjata di Lebanon.”
Macron meminta Hizbullah untuk menghentikan tindakan provokatifnya dan memperingatkan Israel bahwa “prestasi militer di masa lalu tidak selalu berarti kemenangan” di Lebanon.