Menariknya, kabinet yang terdiri dari 100 menteri itu selesai dalam waktu kurang dari 100 hari. Kabinet yang terdiri dari 100 menteri adalah kabinet Dwikora II atau Kabinet Dwikora Ditingkatkan.
Namun lawan politik Presiden Sukarno mengubah nama kabinet tersebut menjadi Kabinet Gestapo atau Kabinet 100 Menteri.
Saat itu, jumlah anggota kabinet Dvikora II mencapai 108 kementerian.
Tujuan pembentukan kabinet beranggotakan 100 menteri adalah untuk mengatasi krisis sosial, ekonomi, dan keamanan pasca peristiwa Gerakan 30 September (G30S) tahun 1965.
Pasca peristiwa G30S, mahasiswa mulai sering melakukan protes untuk menyampaikan tiga tuntutan rakyat (Tritura), antara lain pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI), pembersihan unsur G30S/PKI di kabinet, dan penurunan harga serta perbaikan sistem. . ekonomi.
Alih-alih melaksanakan tuntutan massa, Sukarno malah mempertahankan beberapa tokoh yang dikenal dekat dengan PKI dalam perombakan kabinetnya.
Diantaranya Subandrio, Surachman, Oei Tijo Tati dan Sudibjo.
Artinya tokoh anti-PKI seperti Jenderal AH Nasution dan Arudji Kartawinata tidak dilibatkan sehingga menimbulkan kekecewaan masyarakat dan militer.
Pada tanggal 4 Februari 1966, Sukarno resmi melantik kabinet Dwikora II. Presiden pertama Indonesia ini mengatakan, kabinet ini dibentuk untuk memperkuat landasan perjuangan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
Ada tentangan sengit dari para mahasiswa pada acara pelantikan tersebut. Gelombang protes berakhir tragis ketika mahasiswa Indonesia Arief Rahman Hakim dibunuh oleh pasukan Tyakrabirawa.
Protes tidak hanya terjadi di kalangan akademi, tetapi juga di ABRI dan Front Pancasila yang menolak gagasan pembentukan partai Barisan Sukarno untuk menggalang dukungan terhadap kepemimpinannya.
Sejak saat itu, informasi mengenai ancaman keamanan terhadap Sukarno tersebar luas. Presiden RI akhirnya berkunjung ke Istana Bogor untuk menandatangani Perintah Supersemar pada 11 Maret 1966.
Surat tersebut memberi wewenang kepada Soeharto untuk mengambil langkah memulihkan keamanan nasional.
Soeharto kemudian dengan cepat menangkap beberapa menteri, termasuk Omar Dani, Subandrio, dan Chaerul Saleh.
Pada tanggal 30 Maret 1966, Soeharto telah menata kembali kabinetnya menjadi Kabinet Dwikora III, yang berarti membubarkan kabinet yang beranggotakan 100 menteri. Meski kabinetnya besar, kabinet yang beranggotakan 100 orang hanya bertahan selama 32 hari.