Kisah Penyintas Bom Atom Toshiyuki Mimaki Tangisi Nobel, Anggap Warga Gaza Lebih Layak

Kisah Penyintas Bom Atom Toshiyuki Mimaki Tangisi Nobel, Anggap Warga Gaza Lebih Layak

TOKYO — Toshiyuki Mimaki adalah anggota Nihon Hidankyo, sebuah organisasi anti-nuklir yang terdiri dari para penyintas bom atom tahun 1945 yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.

Oktober lalu, organisasi tersebut memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian 2024 atas upayanya mencapai dunia tanpa senjata nuklir.

Namun, merupakan pengalaman menarik ketika Toshiyuki Mimaki tiba di Balai Kota Hiroshima untuk menyaksikan pengumuman pemenang penghargaan. Dalam wawancara usai diumumkan sebagai pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2024, ia tak kuasa menahan air mata.

Mimaki terkejut mendengar timnya memenangkan penghargaan tahun ini. Sebaliknya, Palestina merasa perlu memberikan perhatian lebih kepada mereka yang tinggal di Jalur Gaza, karena situasinya tidak jauh berbeda dengan Jepang pada tahun 1945.

Mimaki mengatakan kepada Al Jazeera, Senin (23/12/2024), “Saya sedang berada di Balai Kota Hiroshima saat itu dan menyaksikan pengumuman tersebut, dan saya berharap penghargaan tahun ini akan diberikan kepada orang-orang yang bekerja untuk perdamaian di Gaza.” ).

Kisah permohonan Toshiyuki Mimaki untuk memberikan Hadiah Nobel bagi para korban bom atom

Komite Nobel Norwegia mengumumkan bahwa hadiah tahun ini dianugerahkan kepada Nihon Hidankyo atas upayanya mencapai dunia tanpa senjata nuklir.

Ketua komite Orgen Vatne Frydnes mengatakan bahwa organisasi tersebut telah memainkan peran penting dalam gerakan global untuk mencegah penggunaan senjata nuklir dalam konflik selama 80 tahun.

Wakil ketua Nihon Hidankyo Toshiyuki Mimaki, 81, terlihat menahan air mata pada konferensi pers di Tokyo setelah tim tersebut diumumkan sebagai penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2024.

Mimaki yang selamat dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima membandingkan situasi di Jepang saat itu dengan situasi di Gaza saat ini.

“Saya yakin pemenang Hadiah Nobel Perdamaian adalah orang-orang yang bekerja keras di Gaza,” katanya kepada wartawan di Tokyo.

“Anak berdarah digendong orang tuanya. “Ini seperti 80 tahun lalu di Jepang,” kata Mimaki.

Israel marah menanggapi kata-kata tersebut. Sebagai tanggapan, duta besar Israel untuk Jepang, Gilad Cohen, menyebut perbandingan ini “ilegal dan tidak berdasar”.

Menurutnya, perbandingan tersebut hanya memutarbalikkan sejarah dan menghina para korban.

Gilad Cohen juga mengklaim bahwa Gaza kini dijalankan oleh Hamas, sebuah organisasi yang ia sebut sebagai “teroris pembunuh” yang telah melakukan sejumlah kejahatan perang, termasuk menargetkan warga sipil Israel dan menggunakan rakyatnya sendiri sebagai tameng manusia.

Di sisi lain, perwakilan Terumi Tanaka, berbicara atas nama Nihon Hidankyo pada upacara Hadiah Nobel Perdamaian 2024, juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap perang yang sedang berlangsung di Palestina.

Dalam pidatonya, Tanaka mengenang “cahaya putih terang” ketika pesawat pengebom Amerika menjatuhkan bom atom di Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945, tiga hari setelah bom pertama dijatuhkan di Hiroshima.

“Orang-orang yang hancur atau terbakar tapi masih hidup, meninggal tanpa pertolongan apa pun. Saya tidak punya emosi, itu menutup rasa kemanusiaan saya dan saya hanya melanjutkan tujuan saya,” ujarnya.

Demikian seruan Toshiyuki Mimaki atas Hadiah Nobel Perdamaian 2024 bagi penyintas bom atom Jepang, karena menurutnya masyarakat Gaza lebih pantas mendapatkannya.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *