PERJALANAN Kerajaan Galuh diwarnai dengan skandal penipuan pejabat pemerintah dan perselisihan internal. Semua ini diakibatkan oleh pengangkatan Premana Dikusuma yang diam-diam mendapat ancaman dari gubernurnya Tamperan, yang juga ditunjuk oleh Sanjaya.
Tamperan yang menjabat sebagai gubernur memiliki hubungan dekat dengan Pangerenyep, istri Raja Premana Dikusuma. Keduanya seumuran, sama-sama lahir tahun 704 dan sudah saling kenal baik sejak kecil di Keraton Pakuan dan sama-sama merupakan keturunan Maharaja Tarusbawa.
Tokoh Pangerenyep adalah wanita yang dinikahkan oleh Sanjaya, raja Sunda, dengan Premana Dikusuma, cucu penguasa Galuh Purbasora. Namun Premana Dikusuma memilih berpikir tanpa memikirkan istrinya dan jabatan kerajaan yang disandangnya.
Saleh Danasasmita dalam bukunya “Menemukan Kerajaan Sunda”, kedekatan antara patih Galuh dengan istri raja dan keduanya terasa sakit hati karena kehadiran mereka sebagai masyarakat Sunda di Keraton Galuh tidak diterima oleh masyarakat Galuh sendiri
Hal ini semakin memperkeruh hubungan keduanya dan kemudian menimbulkan skandal ketika Raja Galuh Premana Dikusuma sedang bertapa. Akhirnya skandal tersebut berujung pada kelahiran seorang putra bernama Kamarsa alias Banga pada tahun 723.
Tamperan yang tergila-gila pada wanita cantik yang juga istri Raja Galuh, kemudian menyewa seorang pembunuh dari kalangan prajurit kepercayaannya. Ia meminta prajurit tersebut untuk mengakhiri hidup Raja Premana Dikusuma yang sedang bertapa.
Yang penting skandal perselingkuhannya dengan istri cantik raja tidak boleh dilihat oleh raja.
Namun, ada prajurit khusus yang diam-diam menjaga Premana Dikusuma selama meditasinya. Raja dibunuh oleh geng Tamperan. Namun si pembunuh juga harus mati saat dihancurkan oleh Banga saat turun dari kuil.
Banga mendapat pahala karena berhasil membunuh pembunuh raja. Namun rahasia tersebut akhirnya terbongkar oleh senapati tua Ki Balangantrang.