KNKT Mendorong Penyelesaian Truk ODOL Harus Dibahas Antar Kementerian

KNKT Mendorong Penyelesaian Truk ODOL Harus Dibahas Antar Kementerian

JAKARTA – Penyelesaian permasalahan truk Over Dimension Overload (ODOL) harus diselesaikan secara komprehensif, tidak hanya dari sisi keselamatan, tetapi juga dari sisi sosial dan ekonomi. Jika tidak maka masalah truk ODOL tidak akan terselesaikan.

“Penyelesaian ODOL bukan hanya tanggung jawab satu kementerian, tapi juga kementerian lain. Karena tentu akan berdampak pada inflasi, kenaikan harga komoditas, dan kerusakan jalan. kata Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Sorjanto Tajahzono.

Jika tidak ada pembahasan bersama antar kementerian terkait, menurut Soerjanto, persoalan ODOL tidak akan pernah selesai. “Terbukti ODOL zero tidak dilaksanakan yang seharusnya pada awal tahun 2023 karena adanya resistensi dari banyak menteri yang tidak setuju dengan penerapan ODOL zero,” ujarnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, penyelesaian ODOL bukan hanya program Kementerian Perhubungan sendiri, melainkan harus melibatkan kementerian lain. Misalnya, Menteri Perindustrian harus menyiapkan rencana agar harga barang industri tetap murah jika zero ODOL diterapkan.

Kemudian, Mendag juga perlu menyiapkan bagaimana caranya agar ketika penerapan zero ODOL tidak berdampak pada daya saing. “Jadi mereka harus menyiapkan program untuk mengatasi dampak nihil ODOL,” ujarnya.

Tak hanya itu, koordinator Kementerian Keuangan juga harus dilibatkan dalam bagaimana mengatasi dampak inflasi nantinya jika zero ODOL diterapkan. Sebab, menurut Soerjanto, penerapan zero ODOL tentu akan berdampak pada inflasi. Begitu pula Menteri PUPR dan Polri, apa harapan Bapak selama program pengendalian ODOL?

Oleh karena itu, para menteri terkait harus menyiapkan program untuk mengatasi dampak zero ODOL di masa depan, ujarnya.

Artinya, kata Sorjanto, penyelesaian ODOL harus komprehensif dan harus ditandatangani oleh presiden menjadi undang-undang. “Keterlibatan Presiden sangat penting untuk menyelesaikan ODOL ini karena melibatkan banyak kementerian dan lembaga,” ujarnya.

Ia mengatakan, permasalahan ODOL juga harus diselesaikan secara bertahap selama beberapa tahun. Menurutnya, penerapan ODOL nol tidak mungkin dilakukan hanya dalam waktu dua bulan.

“Tidak mungkin kita bisa menghilangkan ODOL dalam dua bulan, menurut saya itu sangat sulit. Tapi harus direncanakan benar-benar komprehensif, step by step, langkahnya harus apa dan konsisten,” ujarnya. .

Selanjutnya, Presiden harus membentuk tim untuk menyiapkan proyek yang akan menjadi pedoman pengisian ODOL. Oleh karena itu, kata dia, Presiden sebaiknya menunjuk kementerian sebagai koordinator.

Ia mengusulkan penyelesaian permasalahan ODOL dimulai dengan branding pemerintah dan proyek BUMN sebagai model industri swasta. “Jadi sama seperti pembangunan jalan tol, jangan pakai ODOL. Selain truknya tidak ODOL, untuk proyek pemerintah dan BUMN, KIRnya harus masih sah, dokumennya sah, sehingga bisa dipastikan kelayakannya,” ujarnya.

Jika semua langkah tersebut dilakukan, Soerjanto yakin persoalan ODOL bisa teratasi dalam waktu 4-5 tahun. “Tetapi harus dilaksanakan secara luas dan bertahap,” ujarnya.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *