Komdigi Blokir 27.334 Konten Terkait Judi Online, Termasuk Ribuan Akun di Medsos

Komdigi Blokir 27.334 Konten Terkait Judi Online, Termasuk Ribuan Akun di Medsos

JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) melalui Direktorat Pengendalian Aplikasi Informasi (PAI), Direktorat Jenderal Aplikasi Informasi (Aptika) kembali menindak 27.334 konten terkait perjudian online (judol) yang tersebar di media sosial. media media.

“Pemerintah tiada henti dan lelah dalam memberantas perjudian online,” kata Direktur Informasi dan Komunikasi, Politik, Hukum, dan Keamanan Direktorat Jenderal IKP Marroli J. Indarto di Jakarta, Jumat (22/11).

Ia mengatakan, dari 27.334 konten terkait judul tersebut, terdapat tiga akun Instagram dengan jumlah pengikut terbanyak.

Urutan ketiga adalah @aboutjapan.drama dengan 456.000 pengikut, akun @sepuh_majongg dengan 112.000 pengikut, dan @wulancimoci dengan 142.000 pengikut.

Ia menegaskan, akun-akun tersebut merupakan afiliasi dan terbukti membantu mempromosikan judul.

Diketahui, Kementerian Komunikasi dan Pendidikan Tinggi bersama-sama menindak 352.719 headline sejak 20 Oktober hingga 22 November 2024.

Rinciannya 325.582 di website dan IP; 14.915 konten/akun di platform Meta; 7.473 pembagian file; 3.039 di Google/YouTube; 1.512 melalui platform X; 136 konten di Telegram; dan 61 di TikTok.

Secara total, sejak 2017 hingga 22 November 2024, pemerintah memblokir 5.232.087 judul konten terkait.

Ia mengatakan bahwa meningkatkan literasi keuangan adalah kunci untuk melindungi diri Anda dari pemberitaan berita utama.

Memahami konsep dasar keuangan seperti pentingnya mengatur anggaran, menghindari hutang konsumen dan menabung untuk masa depan merupakan hal yang mutlak harus diketahui masyarakat.

Hak milik bukanlah cara untuk memperbaiki kondisi keuangan, sebaliknya justru merusak stabilitas keuangan.

Ia menambahkan, headline seringkali menggoda kita dengan janji keuntungan besar dalam waktu singkat. Namun kenyataannya, perjudian lebih sering menjadi jalan menuju kerugian finansial.

“Yang perlu kita sadari adalah perjudian online dirancang agar pemain lebih banyak kalah daripada menang. Dalam praktiknya, kerugian terus-menerus menjebak pemain dalam siklus utang,” kata Marroli.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *