Kulit Kepala Buaya Ternyata Memiliki Kekuatan Luar Biasa

Kulit Kepala Buaya Ternyata Memiliki Kekuatan Luar Biasa

TEXAS – Goresan buaya adalah contoh alam yang menakjubkan. Kulit ini, dengan ketebalan hingga 3-5 cm, memberikan perlindungan paling efektif pada hewan yang terkenal ganas ini. Artikel ini akan membahas tentang kekuatan, anatomi, dan fungsi kutikula buaya.

Dokter telah menemukan kekuatan kulit buaya yang lebih tebal dan memiliki tiga dimensi di bagian kepala.

Bagaimana model ini tercipta masih menjadi misteri bagi para sarjana hingga saat ini. Dikutip Popsci, penelitian terbaru yang dipublikasikan pada 11 Desember di jurnal Nature, menemukan bahwa pola sisik pada wajah dan rahang buaya merupakan hasil proses mekanis kulit, bukan genetik.

Umumnya pelengkap kulit hewan seperti rambut, sirip, dan sisik dikembangkan oleh gen tertentu saat masih dalam embrio. Tapi itu tidak cocok untuk buaya.

“Buaya adalah hewan cantik dengan reputasi buruk. Mereka adalah hewan luar biasa karena berbagai alasan, termasuk kedekatannya dengan burung dan dinosaurus,” kata Michel Milinkovitch, ahli biologi di Universitas Jenewa di Swiss.

Menurut Milinkovitch, perkembangan sisik pada tubuh dan kepala buaya sangat berbeda. Sisik tubuh buaya berkembang sesuai dengan pola ekspresi gen yang tepat pada embrio yang sedang berkembang, ketika gen spesifik berkembang di area jaringan atau organ tertentu.

“Pada setiap gen, sel dikembangkan untuk membentuk pelengkap pada kulit – rambut, bulu, atau sisik tergantung spesiesnya,” jelas Milinkovitch, seperti dilansir Arise Science.

Namun buaya memiliki sisik kepala yang berbeda-beda. Saat mengambil sampel darah buaya Nil, Milinkovitch dikejutkan oleh pola sisik yang tidak biasa di pipi dan wajahnya, di mana beberapa ruas tersebar di sekitar tepinya seperti sisik ular.

Lipatan kulit diduga bersifat mekanis, bukan genetik. Mereka mempersulit mekanisme ini karena embrio buaya lebih sulit.

Milinkovitch dan timnya membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun untuk mengumpulkan cukup embrio untuk penelitian ini. Setelah mereka memiliki beberapa embrio, mereka menggabungkan eksperimen tersebut dengan simulasi komputer untuk menciptakan model pertumbuhan mekanis tiga dimensi yang menjelaskan skala kepala buaya.

Timbangannya sendiri dibentuk melalui proses mekanis seperti pelipatan kompresi.

Ini dimulai dengan lipatan, dimana kulit tumbuh lebih cepat dibandingkan di bawah tulang, dan ketika kulit menjadi lebih fleksibel atau kaku. Seiring pertumbuhan buaya, perubahan ini menciptakan pola geometris tidak beraturan pada keseimbangan kepalanya.

Untuk menentukan mekanisme ini, tim mengembangkan cara baru pewarnaan kolagen. Protein ini penting untuk struktur kulit, tulang, ligamen, tendon dan jaringan ikat lainnya. Teknik pewarnaan baru membantu Milinkovitch melihat sifat mekanik kolagen pada kulit buaya.

“Teknik kami kini digunakan oleh banyak peneliti karena arsitektur tiga dimensi kolagen relevan untuk memahami kanker dan penuaan kulit,” kata Milinkovitch.

Mengembangkan metode baru untuk mewarnai kolagen dan memahami apa yang terjadi di bawah kulit buaya mengungkap bagian perkembangan embrio yang sering diabaikan.

Kulit buaya merupakan salah satu contoh keajaiban alam. Kekuatan, anatomi dan fungsi kulit ini menjadikannya salah satu hewan terberat di dunia.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *