Jakarta – PT Cherry Sales Indonesia (CSI) masih merupakan perakitan lokal di fasilitas yang dimiliki oleh PT menangani Motor Indonesia (dia). Namun, permintaan untuk banyak model yang mereka buat meningkat. Jadi, apa konstanta pabrik mereka?
Direktur CSI Zhang Shuo mengatakan bahwa partainya masih belajar dan mendiskusikan prinsip pembangunan pabrik yang terpisah. Tujuan dari fasilitas ini adalah untuk meningkatkan daya saing di pasar Indonesia.
Oleh karena itu, Sherry masih berjalan di fasilitas pabrik bahwa PT memberinya banyak merek lain seperti Leader to Jetur, yang ada di Pandoc Bern, Bacusi, Jawa Barat.
“Kami juga memiliki kode perilaku, sehingga tidak dapat diungkapkan, karena masih dalam diskusi. Tetapi saya dapat mengatakan bahwa kami telah memulai. Kami telah mulai mengambil langkah -langkah tentang cara meningkatkan kapasitas kami di Indonesia,” kata Zeang Show di Jakarta.
Sebagai informasi, produksi Sherry pertama dimulai pada 20 September 2022. Namun, dengan permintaan tinggi, perusahaan menyadari perlunya pertumbuhan produksi secara bertahap.
Zing Show berkata, “Saya tidak ingin melihat semua agen lama dan lama sampai salib Tiggo dimulai di poros kehidupan dan Anda harus menemukannya,” kata Zing Show.
Saat ini, permintaan terbesar Sherry adalah Tigo Cross dan J6.
Tigu Cross, yang baru -baru ini dimulai di IIM 225, menerima 100 permintaan. Dia menerima unit pelanggan pada 200. Selama masa tunggu, saat ini mencapai dua bulan dan berencana untuk memotong ceri.
J6 ini diproduksi oleh 1000 unit per bulan dan Tiggo Cross menjadi 600-700 unit per bulan. Ini akan diterapkan pada akhir Maret ini.