JAKARTA – Henra, mahasiswa program Magister Bioteknologi Sekolah Pascasarjana UGM, mampu memperoleh gelar magister dalam waktu satu tahun dan lulus pada Kamis (24/10/2024).
Melalui program cepat, Henra lulus pada usia 24 tahun dengan predikat sangat memuaskan dan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,87.
Baca Juga: Dapat PhD dan IPK 4 dari FIK UI, Eka wisuda pertama dalam 2,5 tahun
Henra mengaitkan prestasi akademisnya dengan studi yang cermat dan pengalaman aktif dalam kompetisi karya tulis ilmiah sejak sekolah menengah dan sarjana, yang memberikan landasan yang kokoh bagi mahasiswa.
“Pengalaman mengikuti olimpiade dan kompetisi menjadi penyemangat bagi saya untuk terus berusaha dan mengasah kemampuan akademik,” ujarnya, dilansir laman UGM, Sabtu (26/10/2024).
Baca Juga: Raih IPK 3,93 di FEB UGM, Mahasiswa Unggulan Ini Hadapi Tantangan Membangun Percaya Diri.
Terlahir dari keluarga yang menjunjung tinggi pendidikan, prestasi Henra menjadi sebuah kebanggaan tersendiri, apalagi sebagai anak pertama yang mengenyam pendidikan tinggi hingga lulus sekolah. Orang tuanya juga menekankan pentingnya kerendahan hati dan memanfaatkan ilmu untuk hal-hal baik.
Sebelum kuliah di UGM, Henra menyelesaikan studi sarjananya di Universitas Hasanuddin (Unhas). Saat memulai program magisternya, ia langsung mengerjakan penelitian “Aktivitas Antijamur dan Antibiofilm Senyawa Bacillus velezensis BP1 terhadap Candida albicans: In Vitro Bioassay, Metabolomics, In Silico Molecular Docking”.
Baca Juga: 1.797 Mahasiswa UGM, 4 Mahasiswa Raih IPK Tertinggi
Penelitian ini erat kaitannya dengan minatnya terhadap bioteknologi, dan dukungan manajernya menjadi motivasi tambahan bagi Henra untuk melampaui cita-citanya.
Perjalanan Henra menyelesaikan studinya tidaklah mudah. Ia sering merasa lelah karena kesibukannya antara perkuliahan dan penelitian. Namun, ia tetap termotivasi karena dukungan teman-temannya. “Saya selalu memanfaatkan waktu luang di sela-sela perkuliahan untuk melakukan penelitian agar lebih dekat dengan hasil akhir dalam seminar produksi,” ujarnya.
Menyeimbangkan kehidupan akademis dan pribadi juga menjadi tantangan bagi Henra. Meski terkadang ia dilanda badai, ia yakin pengorbanan apa pun akan membuahkan hasil. Henra telah belajar mengendalikan emosinya dan tetap termotivasi dalam menghadapi tantangan.
Kuliah di UGM telah memperkaya Henra dengan kajian berbagai mata pelajaran, mulai dari kesehatan manusia hingga mikrobiologi, sehingga memperluas wawasan dan memperkuat basis akademisnya. “Saya sangat senang dengan alat yang selalu diupdate oleh para guru sesuai perkembangan terkini,” ujarnya.
Di sisi masyarakat, Henra punya pengalaman unik di Yogyakarta, meski awalnya ia belum punya kenalan di kota tersebut.
Pada akhirnya ia terhibur dengan perbedaan budaya dan merasa puas dengan lingkungan barunya.
Henra juga berbagi tips bagi mahasiswa yang ingin meraih gelar master, seperti mempersiapkan fisik dan mental serta memulai penelitian sejak dini. “Dengan mempersiapkan kajian sejak awal, maka kajian dapat diselesaikan lebih cepat dan hasil penelitian dapat ditingkatkan,” jelasnya.
Henra berharap cepat menyelesaikan program PhD-nya dan ingin menjadi peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), berkontribusi melalui penelitian untuk pembangunan masyarakat dan masyarakat.
“Penelitian merupakan salah satu cara untuk menjawab tantangan global dan saya ingin menjadi bagian dari solusi tersebut,” tutupnya.