Mahasiswa UI Kembangkan Bisnis Kopi Berbasis IoT

Mahasiswa UI Kembangkan Bisnis Kopi Berbasis IoT

JAKARTA – Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) mengembangkan konsep bisnis pembuatan kopi berbasis Internet of Things (IoT). Seramo Coffee hadir untuk memberikan pengalaman terbaik bagi para pecinta kopi untuk meracik kopinya sendiri, meski belum memiliki pengalaman dalam membuat kopi.

Konsep bisnis tersebut dikembangkan oleh tiga mahasiswa UI yaitu M. Akif Tholibul Huda (Fakultas Teknik U./FT UI), Mohammad Faqih Helmi (FT UI) dan Bachtiar Mardiansah (Vokasi UI) serta dosen pembimbing Dr. Instruktur Radon Delica (Master di FT UI).

Baca juga: Dosen UI dan Ketua Tim Mahasiswa Edukasi Pencegahan Kanker dengan Kartu Remi

Seramu Coffee diluncurkan pada September 2024 dan mendapat dukungan penuh dari Universitas Indonesia dalam bentuk dukungan finansial untuk pengembangan produk inovatif. Seramu akan memanfaatkan sumber daya tersebut untuk terus mengembangkan inovasi pada kios kopi swalayan.

Baca juga: Kisah Akram Aswan dalam menggapai mimpinya kuliah di UI

Dengan konsep bisnis kopi swalayan, Seramo dapat menekan biaya sewa dan gaji karyawan sehingga 1 cangkir kopi susu bisa dijual dengan harga murah 10.000 ruda. Kopi Ceramo menawarkan kustomisasi penuh bagi pelanggan, seperti penambahan gula sebagai pilihan, memberikan pengalaman berbeda dalam menyajikannya.

Kami terinspirasi dari banyaknya pelajar dan generasi muda yang membutuhkan bantuan dalam memproduksi kopi, Seramo Coffee hadir menawarkan kopi berkualitas dengan harga terjangkau, dicapai dengan cara berbeda. Akif selaku CEO Seramo Coffee mengatakan dalam rilisnya, Jumat (22/11/2024).

Cara mendapatkan kopi di sini mudah, yaitu dengan memindai kode QR untuk membayar. Solusi yang diterima mengaktifkan mesin kopi, yang ditandai dengan perubahan lampu indikator.

Setelah itu, pelanggan bisa menuangkan es dan kopi. Dengan mempermanis kopi, pelanggan dapat menambahkan tingkat kemanisan kopi tertentu yang dapat disesuaikan dengan selera.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *