Menang Pilpres AS 2024, Ini Rencana Perdamaian Donald Trump untuk Palestina dan Israel

Menang Pilpres AS 2024, Ini Rencana Perdamaian Donald Trump untuk Palestina dan Israel

WASHINGTON – Rencana perdamaian Palestina-Israel yang diusung Donald Trump kembali mencuat setelah politisi Partai Republik itu memenangkan pemilu presiden AS 2024.

Dalam kontestasi itu, ia sukses mengalahkan calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris.

Trump yang menjabat Presiden Amerika Serikat pada tahun 2017 hingga 2021 akan kembali berkuasa di Gedung Putih mulai Januari 2025. Ia akan memimpin negara Paman Sam dan asistennya, JD Vance.

Keberhasilan Trump pada pemilu presiden AS tahun 2024 menimbulkan banyak pertanyaan besar mengenai kebijakannya dalam urusan internasional.

Salah satu tema terbesarnya adalah konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel di Timur Tengah.

Rencana perdamaian Donald Trump untuk Palestina-Israel

Selama kampanyenya menjelang Hari Pemilu, Trump berjanji untuk membawa perdamaian ke Timur Tengah. Hal ini terutama berlaku dalam konflik antara Palestina dan Israel.

“Mari kita selesaikan masalah ini dan kembali ke perdamaian dan berhenti membunuh orang,” kata Trump tentang konflik di Gaza dalam wawancara dengan pembawa acara radio konservatif Hugh Hewitt, dikutip Kamis (7/11/2024).

Berbicara mengenai janji Trump untuk Palestina-Israel, nampaknya ia akan tetap menggunakan “Rencana Perdamaian Trump” yang didukungnya pada Januari 2020.

Gagasan ini disampaikan dalam konferensi pers Gedung Putih bersama Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu.

Proyek ini secara resmi diberi nama “Perdamaian Menuju Sukses: sebuah visi untuk meningkatkan kehidupan masyarakat Palestina dan Israel”.

Berisi usulan pemerintahan Trump untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

Konsep “perdamaian” diciptakan oleh kelompok yang dipimpin oleh menantu Trump dan penasihat senior, Jared Kushner.

Sayangnya, saat itu rencana tersebut ditunda dan langsung ditolak oleh warga Palestina yang merasa tidak dilibatkan dalam pelaksanaannya.

Mengutip The Guardian, sebagian besar isi rencana perdamaian Palestina-Israel Trump bersifat kontroversial. Misalnya, ada anggapan bahwa Yerusalem akan menjadi ibu kota Israel yang tidak terpecah.

Berikut rangkuman isi rencana perdamaian Trump untuk konflik Israel-Palestina:

1. Amerika Serikat akan mengakui kedaulatan Israel berdasarkan peta konseptual Rencana Perdamaian Trump.

Peta tersebut akan memperluas wilayah Palestina (yang sudah diketahui) dan akan menyediakan ibu kota di Yerusalem Timur untuk pembangunan kedutaan Amerika.

2. Yerusalem akan menjadi ibu kota Israel yang tidak terpecah

Sebelumnya, Israel dan Palestina memiliki klaim yang bertentangan atas kota suci tersebut.

Palestina bersikeras bahwa Yerusalem Timur akan menjadi ibu kota negara mereka di masa depan. Sementara itu, Israel juga tidak mau pergi.

3. Tidak ada orang Palestina atau Israel yang akan dideportasi

Prediksi berita menunjukkan pemukiman Yahudi di Tepi Barat akan terus ada. Faktanya, perluasan pemukiman yang terjadi seiring berjalannya waktu akan kembali menjadi ilegal dan bahkan lebih berbahaya bagi rakyat Palestina.

4. Israel akan bekerja sama dengan raja Yordania untuk mengamankan status tempat suci di Yerusalem.

Situs suci ini dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount dan bagi umat Islam dikenal sebagai al-Haram al-Sharif.

Proyek ini berpotensi melibatkan Yordania dalam pengelolaan lembaga keagamaan yang mengelola situs suci tersebut.

5. Pembatasan pembangunan perumahan selama 4 tahun

Salah satu kejutan terbesar dari usulan Trump adalah Israel membekukan pembangunan pemukiman selama empat tahun, sekaligus meningkatkan jumlah wilayah yang berada di bawah kendali langsung Palestina.

Oleh karena itu, wilayah yang dialokasikan untuk rakyat Palestina di peta Trump akan tetap terbuka dan belum dikembangkan selama empat tahun ke depan.

Selama periode ini, Palestina dapat mempelajari perjanjian terkait sambil bernegosiasi dengan Israel.

6. Kerajaan Lembah Yordan

Lembah Yordan telah diduduki Israel sejak tahun 1967. Rencana Trump adalah menempatkan lembah tersebut di bawah kekuasaan Israel.

Sebagai syaratnya, Israel tetap harus bekerja sama dengan pemerintah Palestina untuk merundingkan perjanjian di mana peternakan yang dimiliki atau dikuasai warganya akan terus beroperasi tanpa campur tangan. Namun kedaulatan Israel atas Lembah Yordan juga ditentang oleh Yordania.

Demikian analisis rencana perdamaian Donald Trump untuk konflik Israel-Palestina.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *