JAKARTA – Menarik mengulas sepak terjang politik Anees Basweden usai disebut tak terlibat dalam pendirian Partai Perubahan. Apakah Anda akan bergabung dengan partai politik saat ini?
Pada 10 November 2024, Partai Perubahan yang didirikan oleh relawan Anees Baswedan, Robi Noorhadi, diumumkan.
Dalam pengumuman tersebut juga disampaikan hasil Pleno V panitia persiapan berdirinya Partai Perubahan Indonesia dan perwakilan asingnya yang memutuskan Anees Rasid Baswedan sebagai calon Presiden RI. Perubahan pada pemilihan presiden berikutnya.
“Pak Anis menginspirasi lahirnya Gerakan Perubahan atau Partai Perubahan. Sejak dicanangkan oleh relawan pada 27 April lalu, itu untuk Pak Anis. Dari awal kita berharap Pak Anis jadi presiden. Pokoknya bagaimanapun, suaranya berbeda karena “oleh karena itu, seluruh panitia persiapan di Indonesia sepakat untuk mengusung calon Partai Perubahan!”
Di sisi lain, Juru Bicara Anies Basvedan Sahreen Hameed menegaskan Anies tidak ada kaitannya dengan pendirian partai tersebut. “Kami nyatakan Anies Baswedan tidak ada kaitannya dengan Partai Perubahan atau Partai Perubahan Indonesia atau partai baru mana pun,” kata Sahrin dalam video yang beredar.
Lantas, apa saja aktivitas politik Ennis saat ini? Diketahui, saat kalah dalam Pilpres 2024, Anees Baswedan berencana mendirikan partai politik (Parpol) atau organisasi masyarakat (Ormas). Kalau saya masuk partai, yang jadi pertanyaan sekarang partai mana yang tidak berkuasa. Jangan pernah ikut partai yang mengancam akan mencalonkan Anda. . Bahaya sekali bagi yang menyarankannya, misalkan saja video yang diunggah ke YouTube (30/8/2024).
Lantas apakah Ennis akan membentuk partai politik baru? Jadi kalau perlu menjadi sebuah gerakan, menggalang seluruh semangat perubahan yang semakin kuat dan kuat, lalu membuat organisasi besar atau membuat partai baru, mungkin itu bisa dilakukan. Bersama-sama kita akan melihat jalan ke depan.
Ujang Komarudin, pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, menilai penolakan Ennis menjadi ketua umum partai berubah karena partai tersebut sejak awal tidak ada hubungannya dengan Ennis.
Menurutnya, mantan Ketua Umum DKI Jakarta itu tidak mungkin siap menjadi ketua umum partai, karena sejak awal ia merasa hal itu bukan idenya.
“Beneran kalau mau kasih tanda kutip, itu kan merugikan Ennis, partai yang tidak dia rancang, partai yang tidak dia bangun, tiba-tiba jadi gubernur, tentu bisa datang.. Jebakan partai lain, kata Ujang saat dihubungi SindoNews, Sabtu (16/11/2024).
Lebih lanjut, Ujang mengatakan, sifat Ennis sudah jelas akan menolak membentuk partai di luar keinginannya. Lagipula, menurutnya, kecil kemungkinan Anis akan bergabung dengan partai lain dan menjadi Ketum seperti Nasdem.
Ujang menilai Nasdaq belum siap menyerahkan kepemimpinan kepada orang lain. Nasdem masih memiliki cadangan kader yang cukup untuk meneruskan Surya Paloh sebagai ketua umum, kata Ujang.
“Iya Nasdem belum tentu mau, belum tentu Surya Paloh juga mau. Karena kader Nasdem banyak, ada (Surya Paloh) anak Prananda, dia juga yang meneruskan anak itu. Surya Paloh. Ya, bukan Ennis, saya melihatnya seperti itu,” kata pria yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Policy Review (IPR) itu.
Saat ditanya apakah benar Ennis mendapat amanah menjadi Ketua Umum Nasdaq, Juru Bicara Annis Basvedan Sahrin Hameed menjawab, “Belum ada kabar soal itu.”
Jika ada pembahasan atau pertemuan dengan Nasdem atau Surya Paloh terkait hal tersebut, Sahrin mengatakan tidak ada pembahasan. Sabtu (16/11/2024) Sahrin berkata, “Tidak ada hubungannya dengan itu.”