Meneropong Industri Properti Bogor dalam Buku Wayan Anak Bali di Bisnis Properti

Meneropong Industri Properti Bogor dalam Buku Wayan Anak Bali di Bisnis Properti

Bogor – Bogor sebagai kota tetangga Jakarta terus tumbuh. Daerah yang terdiri dari Bogor Regency dan Bogor City sekarang dihuni oleh setidaknya 6,7 ​​juta orang. Dalam praktiknya, populasi juga membutuhkan perumahan.

Pertumbuhan dinamis pasar real estat di Bogor, Jawa Barat dicatat dalam buku I Wayan Madik Kesuma, seorang bocah paus yang menerjunkan perdagangan real estat. “Pekerjaan Wayan adalah bagian dari wajah bisnis real estat di Bogor. Dimulai dari sebuah proyek di Cibonong, Bogor Regency pada tahun 2013 sejauh ini bermanfaat dalam tiga proyek, yang telah menjadi salah satu jejak perdagangan real estat di Bogor, yang terus meregangkan,” kata Edo Rusyanto, Bogor, Bogor, Bogor.

Buku yang ditulis oleh Edo dengan jurnalis properti, Masykur Hardiansyah juga difoto sebagai kondisi Bogor dilanda Pandemi Covid-19. “Sementara Pandemi, Wayan berinovasi dalam bentuk perjanjian kredit dengan konsep mengemudi, yang berdampak pada menjaga penjualan rumah -rumah. Konsep ini terus menerapkan protokol kesehatan yang direkomendasikan pemerintah pada saat itu,” lanjutnya.

Buku seluas 125 halaman yang dibungkus dengan foto-foto artistik yang juga direkam sebagai permintaan untuk tinggal di Bogor masih merupakan monner. Mulai dari segmen tengah ke tengah ke atas rumah. “Kami memiliki dua segmen, di Graha Laras Senul untuk harga di atas Rp1 miliar, sementara dalam proyek drama, Geriya Selaras adalah harga Rp400 juta,” kata Wayan.

Pasar real estat di Bogor sementara Pandemi sejauh ini, tambah Wayan, cukup dinamis. Pasar membutuhkan kualitas yang baik dan nyaman, serta lingkungan perumahan yang sehat.

“Dalam setiap proyek yang kami kembangkan dari proyek pertama kami di Cibonong (Graha Selaras Cibonong) pada tahun 2013 dan sejauh ini PT Kesuma Agung Selaras selalu menjadi elemen yang aman, nyaman dan menyenangkan. Dan ini memiliki interpretasi yang luas. Sehingga dalam setiap pengembangan proyek baru atau produk baru, kami selalu memberikan yang terbaik,” katanya.

Associate Director dari Departemen Penelitian dan Konsultasi PT adalah layanan utama Indonesia (properti utama), kata Martin Samuel Hutapea, wilayah Bogor di wilayah 2019-2024 adalah sekitar 8.500 unit baru yang diluncurkan oleh pengembang. Rumah tapak diluncurkan memenangkan penjualan sekitar 93-94%.

“Harga juga meningkat. Rata -rata, pada tahun 2019 berjumlah Rp800 juta, sekarang mencapai Rp1,3 miliar. Ini berarti kenaikan 10% per tahun,” kata Martin pada peluncuran buku.

Alasannya adalah bahwa rumah -rumah mulai muncul pada RP1 miliar. Tidak hanya lebar 5 meter tetapi mencapai lebar 12 meter. Namun, biasanya sekitar 5-8 meter. “Dan, ada rumah yang ditawarkan hingga 3 lantai yang dapat memuat 3-4 kamar dan menjual,” katanya.

Di daerah Senul, Martin menambahkan, ada setidaknya 3.000 salinan baru yang diluncurkan oleh Pandemi pada tahun 2020 hingga saat ini. Tingkat penjualan di bidang Senl cukup tinggi, mulai dari 70-90%.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *