JAKARTA – Kerajaan Inggris selalu menjadi pendukung dan sekutu Israel. Salah satu alasan yang mudah dipahami adalah bahwa negaralah yang mendirikan Negara Israel melalui Deklarasi Balfour yang terkenal pada tahun 1917.
Deklarasi Balfour yang dikeluarkan pada tanggal 2 November 1917 menjadi salah satu momen menentukan dalam sejarah hubungan Inggris-Israel.
Dalam dokumen deklarasi tersebut, Menteri Luar Negeri Inggris saat itu Arthur Balfour menyatakan dukungan pemerintah Inggris untuk mendirikan “rumah nasional bagi orang-orang Yahudi” di tanah Palestina.
Deklarasi Balfour kemudian menjadi dasar gerakan Zionis dan dianggap sebagai langkah awal berdirinya Negara Israel.
“Deklarasi Balfour merupakan titik balik penting dalam sejarah Yahudi modern, menawarkan harapan bagi pembentukan negara Yahudi,” kata pendiri dan perdana menteri pertama Israel, David Ben-Gurion, saat masih berkuasa.
Sejarah Inggris Pembentukan Negara Israel
Setelah Perang Dunia I yang dimenangkan oleh Sekutu, termasuk Inggris Raya, Liga Bangsa-Bangsa – pendahulu PBB – mengamanatkan Inggris Raya untuk memerintah Palestina.
Pada tanggal 2 November 1917, Balfour mengirim surat kepada Walter Rothschild, pemimpin komunitas Yahudi Inggris saat itu – putra kedua Baron Rothschild.
Dalam surat sepanjang 67 kata tersebut, Balfour menyatakan pemerintah Inggris secara resmi mendukung gagasan pendirian negara Yahudi di wilayah Palestina.
“Pemerintah Yang Mulia mendukung pembentukan rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina dan akan melakukan segala upaya untuk memfasilitasi pencapaian tujuan ini,” bunyi surat itu.
Namun jika dicermati lebih jauh, nyatanya dalam surat tersebut pemerintah Inggris memberikan jaminan bahwa tidak ada pihak yang dirugikan dalam berdirinya Negara Israel di wilayah Palestina.
“Harus dipahami dengan jelas bahwa tidak boleh ada tindakan yang melanggar hak-hak sipil dan agama komunitas non-Yahudi yang sudah ada di Palestina, atau hak dan status politik yang dinikmati orang Yahudi di negara lain,” lanjut surat itu.
Faktanya, Israel kini menduduki sebagian besar wilayah Palestina. Faktanya, banyak wilayah yang masih menjadi wilayah Palestina kini diduduki Israel. Terlebih lagi, Israel telah dinyatakan sebagai negara merdeka dan berdaulat beberapa dekade lalu, sedangkan Palestina baru saja memperoleh kemerdekaan.
Boris Johnson, yang pernah menjadi Menteri Luar Negeri dan Perdana Menteri Inggris, membela Deklarasi Balfour yang menjadi cikal bakal Negara Israel.
“Saya bangga dengan peran Inggris dalam pembentukan Israel,” ujarnya saat menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Inggris, seperti dilansir The Telegraph.
“Dokumen ini sangat diperlukan untuk membangun negara yang besar,” tegasnya.
Namun, ia memperingatkan bahwa salah satu keberatan utama terhadap Deklarasi Balfour – bahwa hak-hak non-Yahudi harus dilindungi – belum sepenuhnya terwujud.
Meski demikian, dia memuji surat tahun 1917 itu. “Untuk tujuan moral yang tak terbayangkan; menyediakan tanah air yang aman dan nyaman bagi para korban,” katanya.
Antara tahun 1920 dan 1948, ketegangan meningkat antara komunitas Yahudi dan Arab.
Inggris berusaha menyeimbangkan kepentingan kedua belah pihak tetapi sering kali gagal, sehingga menimbulkan kekerasan dan ketidakpuasan.
“Inggris terjebak dalam kebijakan yang tidak konsisten. Mereka tidak mampu memenuhi harapan kedua belah pihak, sehingga menyebabkan konflik berkepanjangan,” kata sejarawan Israel Tom Segev.
Setelah Perang Dunia II, yang juga dimenangkan oleh Sekutu, dan dengan meningkatnya tekanan internasional, Inggris memutuskan untuk menarik diri dari Mandat Palestina.
14 Mei 1948 Aktivis politik dan pemimpin gerakan Zionis; David Ben-Gurion mengumumkan berdirinya Negara Israel.
Inggris, yang saat itu menghadapi tantangan ekonomi dan politik, memutuskan untuk tidak menghalangi pembentukan negara baru.
Dengan sejarah sebagai pencipta, Kerajaan Inggris selalu berkomitmen untuk mendukung Israel meskipun tindakan brutalnya di Palestina, yang terkadang dikritik oleh London.
Sebagai pendukung, Inggris menjadi salah satu pemasok senjata bagi rezim Zionis. Di forum PBB, London juga kerap memberikan suara mendukung Tel Aviv.