Mengapa Orang Yahudi Cerdas, Pintar, dan Kaya? Berikut Hasil Risetnya

Mengapa Orang Yahudi Cerdas, Pintar, dan Kaya? Berikut Hasil Risetnya

Yerusalem – Mengapa orang Yahudi pintar, cerdas dan kaya? Tertulis dalam Al-Qur’an bahwa sebagian besar orang Yahudi diberi karunia kecerdasan.

Sebut saja Albert Einstein, Mark Zuckerberg, Steve Ballmer dan Sergey Brin. Orang-orang ini mempunyai kecerdasan yang tinggi.

Apalagi masih banyak orang Yahudi yang berprestasi di berbagai bidang pekerjaan mulai dari bisnis, kedokteran, keuangan dan lain-lain.

Dalam laporan Haaretz, Zvi Eckstein dan Maristella Botticini, dalam buku berjudul The Chosen Few, diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani oleh Inga Michaeli untuk disertasi mereka tentang pengembangan literasi dan pendidikan Yahudi, membahas alasan mengapa orang Yahudi dianggap bijaksana dan cerdas

Pasca penghancuran Bait Suci Kedua di Yerusalem pada tahun 70 M, orang Yahudi diharuskan bisa membaca dan menulis agar bisa memperoleh keterampilan pengetahuan, dan mereka yang tidak bisa berasimilasi.

Sejak masa Pembuangan ke Babilonia pada abad keenam SM hingga penghancuran Bait Suci Kedua, umat Yahudi bergantung pada dua pilar utama, ritual yang dilakukan di Bait Suci dan pembacaan Taurat tertulis.

Penaklukan Yerusalem oleh Romawi berarti tidak adanya pusat ritual yang sebenarnya, dan kelangsungan hidup orang-orang Yahudi menjadi bergantung pada kemampuan mereka untuk menciptakan alternatif yang dapat beradaptasi dengan kondisi baru.

Dengan demikian, membaca dan mempelajari Taurat menjadi suatu kewajiban bagi umat Yahudi untuk menjamin kelangsungan hidup. Padahal, setiap orang hendaknya mengajarkan anaknya membaca dan menulis sejak dini.

Meskipun banyak ilmuwan dan intelektual yang berasal dari bangsa Yahudi, namun tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa orang Yahudi secara genetik lebih cerdas atau cerdas dibandingkan kelompok etnis atau agama lainnya.

Apapun kemampuan akademik atau intelektual yang dimiliki seseorang, lebih dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor pribadi seperti motivasi, bakat dan kesempatan pendidikan.

Dr. Bahkan dalam esai Stephen Carr, Leon layak untuk direfleksikan secara kolektif. Stephen menulis dari pengamatan langsung.

Setelah tinggal di Israel selama tiga tahun, ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di beberapa rumah sakit di sana. Ia menemukan banyak hal menarik yang bisa dijadikan bahan tesisnya, yaitu, “Mengapa orang Yahudi bijaksana?”

Merokok dilarang di Israel, jika Anda diundang makan di rumah Yahudi, jangan pernah merokok. Tanpa ragu, mereka akan meminta Anda keluar rumah. Mereka meminta Anda untuk merokok di dekat rumah mereka.

Menurut para ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan bahwa nikotin dapat merusak sel-sel kunci di otak manusia dan mengikat gen. Artinya, keturunan perokok akan menghasilkan generasi cacat mental (bodoh). Penemuan ilmuwan gen dan DNA Israel.

Kekhawatiran Stephen selanjutnya adalah bertemu dengan anak-anak Yahudi. Mereka sangat teliti dalam makanannya, makanan pertama adalah buah-buahan dengan almond, kemudian mereka menelan tablet minyak ikan (kode minyak hati).

Menurut pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi memang pintar. Rata-rata, mereka memahami tiga bahasa: Ibrani, Arab, dan Inggris.

Kemudian di kelas 1-6, anak-anak Yahudi akan diajarkan matematika bisnis. Pelajaran sains lebih diutamakan. Dalam pengamatan Steven, “Dibandingkan dengan anak-anak di California, menurut saya tingkat IQ-nya tertinggal 6 tahun,” katanya.

Semua pelajaran akan mudah dipelajari oleh anak-anak Yahudi. Selain kegiatan tersebut, olahraga juga menjadi kewajiban mereka. Olahraga yang disukai adalah panahan, menembak, dan lari. Menurut temannya yang Yahudi, Stephen, memanah dan menembak dapat melatih pikiran untuk fokus. Selain itu, penembakan juga merupakan bagian dari persiapan bela negara.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *