Mengenai Istilah Bird Strike dalam Dunia Penerbangan, Apa itu?

Mengenai Istilah Bird Strike dalam Dunia Penerbangan, Apa itu?

JAKARTA – Mendengar istilah ‘bird strike’ mungkin sebagian orang sudah mengetahuinya. Terutama bagi mereka yang bekerja atau mempunyai pengalaman di dunia penerbangan.

Belakangan ini istilah “bird strike” ramai dibicarakan pasca jatuhnya pesawat Jeju Air. Rekaman terpisah menunjukkan pesawat meninggalkan landasan sebelum menabrak penghalang dan terbakar di Bandara Internasional Muang.

Pihak berwenang masih menyelidiki penyebab pasti kecelakaan itu. Namun menurut beberapa sumber, kejadian tersebut kemungkinan terjadi akibat serangan burung dan cuaca buruk.

Perjumpaan dengan burung di dunia penerbangan

Secara umum, istilah “bird strike” dalam dunia penerbangan mengacu pada permasalahan apa pun yang mungkin dihadapi suatu pesawat selama pengoperasiannya. Sesuai dengan namanya, istilah ini digunakan untuk mengenali tabrakan antara burung dan pesawat yang sedang terbang, lepas landas, atau mendarat.

Namun dalam perkembangannya, istilah “Bird Docking” diperluas. Tidak hanya mencakup burung, tetapi juga kasus tabrakan pesawat dengan hewan lain di jalur penerbangan.

Peristiwa seperti “Bird Docking” sebenarnya cukup umum terjadi. Namun meski terdengar sederhana, peristiwa ini juga dapat menimbulkan ancaman serius terhadap keselamatan pesawat dalam beroperasi.

Contoh yang rentan terhadap kejadian ini adalah pesawat bertenaga jet. Dalam hal ini, pesawat bisa kehilangan daya dorong jika burung yang terkena dampak memasuki saluran udara mesin.

Mengutip The Conversation, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) mencatat sebagian besar insiden burung terjadi di dekat bandara. Kondisi ini dapat terjadi ketika pesawat lepas landas, mendarat dan terbang pada ketinggian rendah dimana aktivitas burung paling banyak.

Sedangkan frekuensi tabrakan burung bergantung pada banyak faktor. Termasuk jenis pesawatnya, karena hal ini akan sangat mempengaruhi kondisi mesin yang berpotensi mati.

Selain itu, sebagian besar pertemuan burung terjadi pada pagi hari atau saat matahari terbenam, saat burung paling aktif. Oleh karena itu, pilot dilatih untuk waspada selama penerbangan ini.

Melihat ke belakang, tabrakan pertama antara pesawat terbang dan burung dicatat oleh Orville Wright pada tahun 1905 di sebuah ladang jagung di Ohio. Seiring berjalannya waktu, hal ini menjadi hal biasa karena berbagai faktor.

Misalnya, insiden serangan burung yang terkenal terjadi pada tahun 2009 ketika US Airways Penerbangan 1549 bertemu dengan sekawanan angsa Kanada yang bermigrasi tak lama setelah lepas landas dari Bandara LaGuardia di New York. Kedua mesin pesawat mati, dan Kapten Sally Sullenberger terpaksa mengemudikannya dan mendarat tanpa mesin di Sungai Hudson.

Baru-baru ini, insiden kecelakaan pesawat Jeju Air juga dikaitkan dengan “Birdstrike”. Meski pihak berwenang belum bisa memastikan kepastiannya, beberapa sumber menyebutkan bahwa seorang penumpang di pesawat tersebut mengirimkan pesan kepada kerabatnya bahwa burung tersebut “terjebak di sayap” dan pesawat tidak dapat mendarat.

Demikian sekilas tentang istilah “Bird Strike” dalam dunia penerbangan jika dikaitkan dengan pilot pesawat.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *