GIANYAR – Sejauh mata memandang, Desa Batuan di Kecamatan Sukowati, Kabupaten Gianyar, Bali terkenal dengan pemandangannya yang sangat indah sehingga menjadikannya destinasi wisata yang mempesona. Namun, potensi terbesar desa sebenarnya terletak pada bidang seni.
Desa Batuan Sukawati merupakan pusat kesenian Bali dimana masyarakat desa ini mempunyai kesempurnaan dan kemampuan dalam melukis, membuat patung, mengukir kayu dan karya seni lainnya. Desa ini juga memiliki beberapa candi bersejarah yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Pura Puseh Batuan. Kehadiran pura ini tidak hanya memperkaya pengalaman spiritual para pengunjungnya tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal melalui sektor pariwisata dan budaya.
Ari Anggara selaku Kepala Desa Batuan mengatakan Desa Batuan berasal dari kata “baturan” yaitu prasasti Batuan. Prasasti ini menceritakan tentang kegiatan seni dan budaya yang berkembang di masyarakat.
“Desa kami merupakan salah satu dari sedikit desa tua di Bali yang memiliki potensi budaya yang melimpah. Beberapa tarian endemik juga berasal dari desa ini. “Selain itu juga dikenal sebagai kampung banyak seniman, pematung, pemusik, pemain perkusi dan perajin ternama di Provinsi Bali,” ujarnya.
Diakuinya, generasi muda di desanya terus mengembangkan bakat seninya melalui sanggar seni. Seni lukis cadas terkenal dengan ciri-cirinya yang sangat detail dan rumit, sehingga ia diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2018.
Ia menambahkan, pihaknya tidak hanya fokus pada seni dan budaya, tetapi juga berkomitmen terhadap perlindungan lingkungan. Dukungan tersebut diberikan melalui keberadaan unit-unit usaha di desa yang tidak hanya membantu meningkatkan perekonomian masyarakat, namun juga menciptakan kesadaran di masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Ketua BUMDesa Praja Kerta Desa Batuan Gianyar Bali Ni Luh Made Sukma Dewi menambahkan, saat ini terdapat beberapa unit usaha di Desa Batuan antara lain Desa Warung, Pengelolaan Sampah, Program Penyediaan Air Minum Masyarakat, Air Minum dan Sanitasi (Pamsimas), Sampah Tempat Pengolahan – Penggunaan Kembali – Daur Ulang (TPS3R) yaitu rencana pengelolaan sampah pada tingkat daerah atau kota dan adanya AgenBRILink.
“Khusus unit pengelolaan sampah komersial, setiap Banjar (Dusun) membawa sampah ke Balai Banjar sebulan sekali. “Petugas kemudian menggiling sampah langsung ke TPS3R dan kemudian membuat kompos,” jelasnya.
Selain itu, BUMDesa Praja Kerta yang berdiri pada tahun 2018 juga memiliki unit usaha Pusma Aman yaitu sentra pangan kompos produksi TPS3R. Puspa Aman merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk mendorong masyarakat agar memanfaatkan pekarangan rumah atau lahan yang tidak produktif. Lahan ini dapat dikembangkan sebagai produksi pangan untuk meningkatkan gizi keluarga sehingga dapat digunakan untuk menambah pendapatan.
“Mulai tahun 2022 Kami mencoba menerapkan konsep ‘the right person in the right place’ yang artinya kami membenahi elemen-elemen kelembagaan yang ada di Bumdesa agar bisa memanfaatkan dan mengelola potensinya dengan lebih maksimal,” ujarnya.
Mengikuti program Desa BRILian dan meningkatkan pendapatan awal desa, tambah Ari, karena potensi dan pembangunan yang dicapai, Desa Batuan mengikuti program Desa BRILian 2022 yang diselenggarakan BRI. Melalui program ini, Desa Batuan Sukawati mendapat pendampingan dan pemberdayaan dari BRI untuk mengembangkan potensi desa.
“Tentunya pemberdayaan dan pendampingan yang diberikan akan berdampak besar terhadap perkembangan dunia usaha. Dengan demikian, sebagian pendapatan BUMDesa setiap tahunnya menjadi pendapatan awal desa, yang digunakan kembali untuk pembangunan desa. “Saya sangat berharap apa yang menjadi warisan budaya di Batuan, khususnya warisan budaya yang kita warisi lebih dari 1.000 tahun yang lalu, terus berkembang dan eksis di masyarakat,” kata Ari.
Pada kesempatan lain, Bapak Candra Utama, SEVP BRI Ultra Mikro mengungkapkan bahwa Desa BRILiaN merupakan program pemberdayaan desa yang bertujuan untuk menciptakan teladan dalam pembangunan desa dengan menerapkan praktik kepemimpinan desa yang unggul dan semangat gotong royong untuk mengoptimalkan potensi berbasis desa. tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Pada kuartal ketiga tahun 2024. 3.957 desa telah berpartisipasi dalam program Desa BRILiaN, aktif mengambil inisiatif dan berkomitmen untuk maju.
“Program Desa BRILiN merupakan wujud nyata komitmen berkelanjutan BRI dalam menciptakan nilai sosial dan ekonomi bagi masyarakat. “Saya berharap hal ini dapat memberikan kontribusi nyata dan positif bagi pemulihan perekonomian masyarakat pedesaan,” kata Kandra.