JAKARTA – Riset yang dilakukan Yayasan Standar Pelaporan Hak Asasi Manusia Internasional (FIHRRST) berhasil mengungkap alasan mengapa banyak investor asing enggan menanamkan modalnya di Indonesia. Menurut Direktur FIHRRST Ali Rahmadi, salah satu penyebabnya adalah menurunnya standar etika dalam bisnis.
“Ini juga merupakan situasi yang aneh. Kami mengamati perusahaan-perusahaan besar asing mulai enggan berinvestasi di Indonesia karena standar etika mereka yang menurun,” kata Ali dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Sabtu (14/12/2024). .
Ali mengatakan banyak investor global mencari perusahaan yang berkomitmen terhadap etika bisnis dan perlindungan hak asasi manusia. Menurutnya, standar operasional yang baik dapat meningkatkan daya saing suatu perusahaan di pasar internasional. Oleh karena itu, saya percaya bahwa perusahaan perlu beradaptasi dengan tren global yang menekankan tanggung jawab sosial.
Dikatakan bahwa mengintegrasikan hak asasi manusia ke dalam operasional bisnis dapat memberikan dampak positif. Hal ini tidak hanya menciptakan reputasi yang baik, tetapi juga menciptakan hubungan yang lebih kuat dengan para pihak.
Ada juga pendapat bahwa investor cenderung memilih perusahaan yang dapat menunjukkan komitmen terhadap isu-isu lingkungan dan sosial. Selain itu, transparansi dalam praktik bisnis juga menjadi perhatian utama.
Uji tuntas hak asasi manusia juga diyakini menjadi langkah penting dalam memastikan kepatuhan terhadap standar global. Proses ini mencakup identifikasi, pencegahan dan pengelolaan risiko yang dapat berdampak pada masyarakat.
Penerapan yang konsisten membantu perusahaan memenuhi ekspektasi pasar internasional. Dengan cara ini perusahaan dapat mengurangi hambatan dalam menjalin kerjasama dengan mitra asing.
Marzuki Darusman, pendiri FIHRRST, menambahkan pentingnya penerapan uji tuntas hak asasi manusia di sektor bisnis. Di sisi lain, kolaborasi antar berbagai pihak diperlukan untuk menciptakan lingkungan bisnis yang sehat.
Dukungan dari lembaga internasional dapat membantu perusahaan lokal meningkatkan praktik bisnis mereka. Pendidikan dan pelatihan adalah kunci untuk memahami pentingnya keberlanjutan.
Harapan kami, penghormatan terhadap hak asasi manusia menjadi bagian integral dari tata kelola perusahaan di Indonesia, tutupnya.