Meningkatkan Ketangguhan Masyarakat Menghadapi Gempa Megathrust

Meningkatkan Ketangguhan Masyarakat Menghadapi Gempa Megathrust

JAKARTA – Klaster Kajian Kebijakan Sosial dan Ketahanan Masyarakat Sekolah Kajian Strategis dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) bekerja sama dengan Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Pasar Minggu menggelar lokakarya kesiapsiagaan menghadapi Risiko. gempa bumi dahsyat yang disebabkan oleh megathrust di Jawa. Kegiatan ini merupakan upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi gempa.

Acara ini berlangsung di GPIB Pasar Minggu Ichtus dalam rangka Kegiatan Pengabdian Masyarakat SKSG UI pada Sabtu (16/11/2024). Seminar ini juga diikuti oleh komunitas gereja dan masyarakat umum di Desa Pasar Minggu.

Ada dua pembicara pada acara ini. Cecilia Nonifili Yuanita dari Resilience Initiative menjelaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi gempa bumi. “Kita tidak perlu takut gempa, tapi kita harus bersiap,” ujarnya.

Yuanita juga menekankan peran gereja dalam dua aspek penting. Pertama sebagai bangunan yang dapat berfungsi sebagai tempat evakuasi darurat. Kedua, sebagai komunitas yang memobilisasi dukungan psikososial dan pendidikan kebencanaan.

Konsultan kedua, Shofwan Poernomo dari BPBD DKI Jakarta, menjelaskan potensi gempa di wilayah Jakarta dan strategi mitigasi yang dilakukan pemerintah. “Gempa bumi merupakan satu-satunya bencana yang tidak dapat diprediksi, sehingga persiapan menjadi kuncinya,” ujarnya.

BPBD DKI Jakarta juga memperkuat regulasi dan sosialisasi kesiapsiagaan melalui simulasi, literasi pendidikan kebencanaan, dan pengkajian struktur bangunan tahan gempa. Sekretaris Lurah Pasar Minggu menambahkan informasi kesiapan titik evakuasi di RPTRA Pasar Minggu sebagai bagian dari rencana darurat setempat.

Moderator SKSG Universitas Indonesia Irene Sondang Fitrinitia menegaskan, hanya 8% masyarakat perkotaan yang benar-benar siap menghadapi gempa. Jadi, acara ini bertujuan untuk membangun kesadaran dan kapasitas masyarakat melalui pembelajaran langsung. “Misalnya teknik mitigasi struktural, pemodelan kasus, penutup dan wadah,” jelasnya.

Julius Antokida, perwakilan Komisi Litbang GPIB Pasar Minggu, menekankan pentingnya gereja sebagai bagian inklusif dari masyarakat kota. “Gereja bukan sesuatu yang eksklusif, tapi inklusif sebagai bagian dari kehidupan kota,” ujarnya.

Kami berharap melalui kerja sama gereja, pemerintah dan masyarakat, lokakarya ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat ketahanan masyarakat perkotaan dalam menghadapi ancaman gempa besar.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *