Militer Myanmar Bombardir Desa yang Dikuasai Pemberontak, 40 Orang Tewas

Militer Myanmar Bombardir Desa yang Dikuasai Pemberontak, 40 Orang Tewas

RAMREE – Militer Myanmar melancarkan serangan udara ke sebuah desa yang dikuasai kelompok pemberontak di negara bagian Rakhine barat.

Serangan udara tersebut terjadi pada hari Rabu dan menewaskan 40 orang dan melukai lebih dari 20 lainnya, menurut pejabat dari kelompok pemberontak Tentara Arakan dan organisasi amal.

Militer Myanmar belum mengonfirmasi serangan tersebut.

Serangan udara yang menargetkan desa Kyauk Ni Maw di Pulau Ramree juga membakar lebih dari 500 rumah, menyebabkan warga sangat membutuhkan bantuan.

Wilayah ini dikuasai oleh Tentara Arakan, kelompok pemberontak yang terlibat dalam perang saudara yang panjang untuk mendapatkan otonomi dari pemerintah pusat Myanmar.

Motif pasti di balik serangan udara tersebut masih belum jelas, namun militer sering menargetkan kelompok etnis minoritas, termasuk Tentara Arakan, setelah kudeta tahun 2021 yang menggulingkan pemerintahan terpilih dari peraih Hadiah Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi.

Tentara Arakan berperang bersama kelompok milisi pro-demokrasi melawan pemerintah junta militer, seringkali dalam operasi gabungan.

Negara Bagian Rakhine, yang telah lama mengalami ketegangan etnis, juga mengalami tindakan keras militer pada tahun 2017 yang menyebabkan sekitar 740.000 Muslim Rohingya melarikan diri melintasi perbatasan ke Bangladesh.

Desa Kyauk Ni Maw yang dibom terletak sekitar 210 mil barat laut Yangon, kota terbesar di Myanmar, dan direbut oleh Tentara Arakan pada Maret 2023.

Sejak itu, kelompok pemberontak telah memperoleh wilayah yang signifikan, termasuk menguasai beberapa kota penting yang strategis di Negara Bagian Rakhine.

Pada bulan Januari 2024, Tentara Arakan menguasai sebagian besar dari 17 kota di kawasan itu, dengan hanya ibu kotanya, Sittwe, dan beberapa daerah sekitarnya yang masih berada di bawah kendali militer Myanmar.

Beberapa laporan, termasuk Arakan Princess Media, mengkonfirmasi serangan udara pada hari Rabu dan merilis gambar api yang berkobar di desa tersebut.

Kepala badan amal korban juga mengatakan sedikitnya 41 orang tewas, lebih dari 50 orang terluka dan banyak yang membutuhkan perawatan medis.

Juru bicara Angkatan Darat Arakai Khaing Thukha mengatakan serangan udara tersebut menewaskan 40 warga sipil dan menyebabkan kerusakan signifikan.

“Semua yang tewas adalah warga sipil. Di antara yang tewas dan terluka adalah perempuan dan anak-anak,” ujarnya, seperti dikutip AP, Jumat (10/1/2024).

Ketika konflik semakin mendalam, seruan lokal dan internasional untuk mengakhiri kekerasan terus berlanjut, meskipun solusinya masih sulit diperoleh.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *