WAHYU BUDI SANTOSO – Pada awal produksi mobil listrik khususnya model Tesla, salah satu USP atau nilai jual unik mobil listrik adalah kemampuannya dalam berakselerasi dengan cepat. Misalnya saja Tesla Roadster yang mampu berakselerasi dari 0 hingga 100 km/jam hanya dalam waktu 3,7 detik.
Seperti dilansir MCN. Angka tersebut menempatkan Tesla Roadster sejajar dengan supercar lain seperti Jaguar. Meski terlihat sederhana, motor listrik ini sangat bertenaga.
Salah satu kelebihan motor listrik adalah dapat menghasilkan torsi yang sangat tinggi pada putaran mesin rendah. Misalnya saja GWM Ora 07 yang mampu menghasilkan torsi 340Nm dari satu motor listrik.
Artinya, segera setelah Anda menekan pedal, 340Nm tersebut sudah tersedia dan dapat digunakan. Pada mesin pembakaran dalam normal, angka ini dapat ditemukan pada 4000 RPM. Setelah Anda menekan pedal, Anda mungkin memerlukan waktu 2 detik untuk mencapai 4000 RPM.
Untuk mesin turbo, angka tersebut bisa ditemukan antara 1500-2500 RPM. Singkatnya, mesin pembakaran internal membutuhkan waktu untuk berakselerasi. Fitur ini digunakan sebagai USP untuk menjual mobil listrik sehingga menciptakan akselerasi yang sebanding dengan mobil sport atau supercar.
Situasi ini membuat pengemudi mobil listrik baru dapat mengontrol tenaga mobil listrik yang baru mereka beli dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan supercar atau mobil sport.
Semakin berat mobil, semakin besar jarak berhentinya. Keadaan ini terjadi ketika kendaraan listrik dikendarai dengan kecepatan tinggi maka akan menghasilkan percepatan
Kecepatan yang dihasilkan membuat mobil listrik ini sulit berhenti dan sulit dikendalikan saat menikung. Hal ini akan menyebabkan EV terasa seperti tidak berada di jalan raya.
Menariknya, sebagian besar mobil sport tidak mengalami masalah ini karena mobil sport menggunakan mesin bensin dan sangat berat.
Masalah bobot lainnya adalah ban mobil listrik akan cepat aus. Sebagian besar pengguna kendaraan listrik di Amerika mengeluh tentang seberapa sering mereka harus mengganti ban, terkadang setiap 10.000 mil atau 16.000 kilometer.
Ban yang aus akan mempengaruhi kualitas berkendara saat hujan. Mengendarai mobil listrik di tengah hujan memiliki tantangan tersendiri. Demi mengatur seluruh torsi yang dihasilkan, banyak pabrikan yang memilih menggunakan ban lebih lebar pada kendaraan listrik.
Ban yang lebih lebar sebenarnya lebih rentan terhadap aquaplaning dibandingkan ban yang lebih sempit. Secara umum, ada 2 faktor desain kendaraan yang mempengaruhi faktor aquaplaning