JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia mengingatkan Mufta Maulana Habib Rahman atau Utusan Khusus Presiden Gus Mifta untuk berhati-hati dalam bekerja. Sebelumnya, Gus Mifta menjadi perbincangan karena mengejek penjual es teh Senhaji (38) di sebuah acara.
Amirsia Tembon, Sekretaris Jenderal MUI (Sakjen) pun meminta lebih sopan dalam gaya bercandanya, terutama saat berkhotbah. Beliau merupakan Utusan Khusus Presiden untuk urusan kerukunan umat beragama dan pengembangan tempat keagamaan.
Pada Rabu (12/4/2013) Amirsia menegaskan: Beliau sudah minta maaf, ya kami sudah memaafkannya. Ya, dia adalah bidadari khusus toleransi dan kerukunan beragama, jadi patut hati-hati. “
Amirsia mengatakan, MUI juga mencatat kerukunan umat beragama mencakup banyak aspek, baik antar umat beragama, antar penganut agama yang sama, antar umat beragama, maupun antar umat beragama dengan negara.
Maka peran Gus Mifta dalam mensosialisasikan nilai-nilai tersebut sangat penting untuk menjaga keharmonisan masyarakat.
Amirsia berharap permintaan maaf Gus Mifta tulus dan juga menjadi pembelajaran untuk bersikap bijak.
Ia mengatakan, kerukunan umat beragama itu bermacam-macam. Oleh karena itu, agama dalam negeri, baik agama maupun non-agama, yang dipadukan dengan pemerintah, harus lebih banyak disosialisasikan
Dengan teguran tersebut, Amirasia berharap Gus Mifta dapat menjalankan tugas sebagai Utusan Khusus Presiden dengan lebih bijaksana dan mengedepankan sikap yang mencerminkan nilai-nilai toleransi dan kerukunan.
Katanya, “Permintaan maaf harusnya serius, ubah cara bercandanya menjadi lebih sopan, manusiawi, dan indah. Karena Indonesia adalah negara yang sangat santun, sangat harmonis di mata berbagai negara di dunia.”