NEW YORK – NASA menemukan kejutan di kawasan Antartika, yaitu kejutan akibat panasnya stratosfer Antartika pada bulan Juli yang mengganggu pusaran kutub dan mempengaruhi iklim di bumi.
PEMBARUAN – NASA menunda peluncuran penjelajah Mars
Fenomena ini sedikit berbeda dari pemanasan normal di Kutub Utara dan kemungkinan besar akan mempengaruhi iklim dan tingkat ozon di Belahan Bumi Selatan.
Seperti dilansir Wion News, planet ini bermula di stratosfer, sekitar 30 kilometer di atas permukaan es benua, pada Juli 2024.
Pada bulan Juli, suhu di stratosfer di atas Antartika tetap sekitar 80 derajat Celsius (minus 112 derajat Fahrenheit).
Para ilmuwan mencatat suhu 15°C di stratosfer tengah pada tanggal 7 Juli, yang merupakan rekor suhu terpanas pada bulan Juli yang pernah diamati di stratosfer di wilayah Antartika.
Pada tanggal 22 Juli, suhu turun dan naik menjadi 17 °C (31 °F) pada tanggal 5 Agustus.
Astronot NASA Goddard Space Flight Center Lawrence Coy dan Paul Newman terkejut menemukan pemanasan mendadak di stratosfer.
Coy dan Newman mengerjakan asimilasi data dan melakukan penelitian pada model atmosfer bumi yang dibuat oleh Global Modeling and Assimilation Office (GMAO) NASA.
“Peristiwa bulan Juli ini merupakan peristiwa terpanas yang pernah terjadi dalam rekor 44 tahun GMAO,” kata Coy.
Para ilmuwan mengatakan bahwa angin barat yang ada di lapisan atmosfer ini berputar melintasi Kutub Selatan pada musim dingin dan membentuk apa yang disebut pusaran kutub.
Namun aliran simetris melingkar ini terganggu sehingga menyebabkan angin melemah dan aliran berubah bentuk.
Pusaran kutub, alih-alih berputar di atas Kutub Selatan, angin justru meluas dan melemah, menyebabkan pemanasan stratosfer yang signifikan di Antartika.
Lihat: gunung es masih ada di utara Kepulauan Orkney Selatan
Para peneliti sedang menyelidiki asal muasal gangguan yang menyebabkan pembusukan stratosfer.
“Perubahan suhu air laut dan es laut dapat mengganggu sistem cuaca skala besar di troposfer yang merambat ke atas,” kata Newman. “Namun mengapa program ini muncul sangatlah sulit,” tambahnya.
Para ilmuwan mencatat bahwa peristiwa pemanasan mendadak di stratosfer dikaitkan dengan tingginya konsentrasi ozon di Antartika.
Mereka mencatat bahwa perubahan sirkulasi menyebabkan peristiwa pemanasan stratosfer dimana ozon berpindah dari daerah lain ke daerah tropis.