JAKARTA – Tim tim Armada Indonesia akan menilai penggunaan senjata api setelah anggota Angkatan Laut dan Angkatan Laut, anggota Angkatan Laut, diadopsi.
Seperti yang diketahui, salah satu dari tiga lantai (semua) dalam pembakaran ke Yangle Tachang Yanglaw diekspor.
“Kami akan mengevaluasi cara menggunakan senjata masa depan ini,” kata Jakarta Denikh di markas di Corasto pada hari Senin (6/1/2025).
Denih adalah baju besi yang digunakan untuk menembak karena orang yang tertarik itu berguna.
Tetapi dia tidak menunjukkan siapa yang diduga penjahat dari anggota itu adalah penolong.
‘Itu adalah stok stok karena A.’ dikatakan.
Dalam hal ini, ia juga mengatakan bahwa ketiga anggotanya dipukuli sebelum ia menembak. Jadi, dalam keadaan mendesak, anggota dapat menembak.
“Kami berdua tidak tahu orang mati, jika kami dipukuli sekarang, jadi kami akan diterbitkan,” katanya.
“Pada waktu itu, tiga anggota Pandkalan Pondock memenangkan keinginan, mereka berkat Delu, dan mereka dipukuli dengan KM dengan orang yang tidak dikenal.
Sebagai hasil dari peristiwa ini, dia sudah mati, dia menyewa mobil dengan huruf kapital mati, dan melukai satu orang. Dia mengakui bahwa ketiga anggota itu tidak mengambil salah satu putaran.
“Salah satu acara diakui, setelah itu salah satu anggota melakukan tugas itu, dan satu orang terbunuh, dan satu orang terluka,” katanya.
Denikh menekankan bahwa anggota anggota akan dilakukan berdasarkan hukum berdasarkan hukum dan peraturan.
“Armada Indonesia menghormati proses hukum, tidak bersalah dalam komentar ini, presentasi presentasi tidak bersalah,” katanya.