BEIRUT – Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) menentang perintah militer Israel untuk meninggalkan posnya di sepanjang perbatasan antara Lebanon dan Israel.
Juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti mengatakan kepada situs berita Israel Walla bahwa Israel telah meminta UNIFIL untuk menarik pasukannya 5 km dari perbatasan, namun negara-negara yang menyumbangkan pasukan ke UNIFIL memutuskan untuk tidak meninggalkan posisi mereka.
“Pengamat PBB tetap berada di semua posisi dan meskipun ada tantangan, kami terus memantau situasi, meskipun penembakan yang terus berlanjut telah membatasi kemampuan kami untuk memantau situasi,” tegas Tenenti.
“Keselamatan dan keamanan pengamat PBB adalah prioritas utama,” katanya.
Ia menegaskan, semua pihak yang turut serta dalam perjuangan harus memastikan hal tersebut.
Ketegangan meningkat minggu ini antara Israel dan UNIFIL serta antara Israel dan negara-negara yang menyumbang pasukan termasuk Indonesia, Italia, Irlandia dan Perancis, setelah beberapa insiden di mana pasukan pendudukan Israel menembaki posisi UNIFIL.
UNIFIL sebelumnya mengatakan kantor pusatnya di kota Naqoura, Lebanon selatan dan dua lokasi di dekatnya diserang oleh pasukan Israel.
“Sebuah tank Merkava Israel menembaki menara observasi pada hari Kamis, menabrak menara observasi dan menyebabkan dua penjaga perdamaian Indonesia terjatuh,” kata pernyataan UNIFIL. Mereka harus dirawat di rumah sakit setelah menderita luka ringan.”
Pasca serangan tersebut, Kementerian Luar Negeri Italia memanggil duta besar Israel untuk Roma.
Pasukan Israel kembali menyerang pos pengamatan pada Jumat pagi, menewaskan dua tentara tentara Sri Lanka.