JAKARTA – Ketua Umum Partai Perjuangan Rakyat Indonesia (Pernusa) Pangeran Kanjeng Norman menanggapi tudingan elite Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang menyebut aparat kepolisian yang dicap sebagai partai park or brown terlibat dalam kemenangan perjuangan rakyat. Norman menilai jumlah calon Pilkada 2024 tidak boleh kalah dengan pihak lain, khususnya aparat keamanan.
Oleh karena itu, kata dia, kenyataannya masyarakat sudah tidak lagi mendukung PDIP. “PDIP gagal di dalam negeri, jangan cari kambing hitam. Sejak Prabowo jadi presiden, PDIP ditawari bergabung dengan Aliansi Progresif Indonesia (KIM) tapi mereka menolak karena mengira mereka masih berkuasa sebagai pemenang legislatif,” ujarnya. NORMAN, Sabtu (29 November 2024).
Norman juga mengingatkan, dalam pemilihan gubernur dan kepala daerah, partai pendukung pemerintah membentuk KIM Plus, dan pemenangnya menguasai 85% kekuasaan parlemen. Hal ini wajar karena semua orang bekerja sama untuk membangun negara yang lebih baik ke depan PDIP.
Logikanya, 85% partai pro pemerintah menentang 15% partai di luar pemerintahan yaitu PDIP. Jangan kaget kalau PDIP juga gagal di dalam negeri. Ini realitas politik! .
Dia menyoroti langkah-langkah yang diambil oleh Partai Demokrat yang menurutnya secara efektif memperburuk situasi dengan menyalahkan semua pihak, mulai dari polisi hingga individu tertentu.
“Kalau kalah, jangan salahkan kelompok kaos coklat atau Mullion. Mau mengadu ke Parlemen? Ingat, 85% dari mereka bergabung dengan Kim Jong Un dan jika memilih, pasti kalah. Jangan mencari kambing hitam lagi. , jadi itu saja. “PDIP tidak akan menyusut,” canda Norman.
Ia mengatakan, kekalahan Partai Demokrat menunjukkan seiring dengan perubahan dinamika politik, basis dukungan mereka mulai tergerus dan beralih ke partai lain.