JAKARTA – PDIP diperkirakan masih akan mengambil posisi di luar pemerintahan meski Megawati Sukarnoputri mengunjungi Presiden terpilih Prabowo Subianto. Hal itu diungkapkan pengamat politik Ray Rangkuti dalam program interupsi yang disiarkan iNews Jakarta, Kamis malam (10/3/2024).
“Saya tidak yakin Bu Mega Pak akan setuju bergabung dengan Prabowo,” kata Ray sambil memberikan analisa politiknya.
Ia memahami pertemuan Megawati dan Prabowo hanyalah upaya rekonsiliasi. Selain itu, rekonsiliasi tidak selalu berarti sepakat untuk berjalan bersama.
“Rekonsiliasi tidak harus berarti mereka berkuasa bersama-sama. Rekonsiliasi bisa jadi jalan, tapi fokus kita ke depan, kita sepakat Anda masuk dan saya keluar. Ini bagian dari rekonsiliasi,” ujarnya.
Ray melihat latar belakang Megawati sebagai Ketua Umum PDIP adalah sosok yang mampu menopang atau membenarkan pilihan politiknya.
Jika pertemuan tersebut hanya sebatas perundingan kekuasaan, seharusnya Megawati mengambil langkah tersebut saat perdebatan mengenai masa jabatan presiden tiga periode.
Namun hanya Megawati, sebagai elit politik, yang mengikuti atau mengikuti jalur konstitusi yang ada. Bahkan, ia memutuskan mengambil jalan berbeda dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Bu Mega sangat baik dalam membela prinsip konstitusionalisme, bagaimana dia hanya mendapat 3 atau 4 jabatan menteri lalu goyah, tidak masuk akal,” kata Ray.