JAKARTA – Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Kardin mengatakan, pekerja migran menyumbang devisa sebesar Rp227 triliun setiap tahunnya. Bahkan, angka tersebut menduduki peringkat kedua setelah pendapatan dari sektor minyak dan gas (Migas).
“Setiap tahunnya, pekerja migran kita rata-rata menghasilkan devisa negara sebesar Rp 227 triliun. Jadi terbesar kedua setelah migas,” kata Carding di Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Jakarta, Selasa. 11.05.2024).
Carding juga mengatakan, jika bisa dimaksimalkan dari hulu hingga hilir, devisa pekerja migran bisa melampaui devisa migas. “Tapi syaratnya Kemlu, seluruh kementerian di KL harus menjadikan diplomasi buruh migran sebagai tujuan diplomasi kita ke depan,” imbuhnya.
Selain itu, Carding mengatakan perlindungan terhadap pekerja migran harus terus dimaksimalkan sesuai amanat Presiden Prabowo Subianto. “Kita perbaiki mulai dari rekrutmen, penempatan, hingga pensiun. Begitulah cara kita mengelolanya dari hulu ke hilir,” jelas Cardin.
“Faktanya adalah kita akan mengurangi semua pekerja, terutama pekerja rumah tangga. Tapi kita akan menambah jumlah pekerja terampil atau berkualifikasi tinggi. Kita akan mengurangi sedikit demi sedikit. Tapi kita akan memperketat kondisinya agar mewujudkannya. Tidak mudah memanfaatkan hal itu,” tegasnya.
Carding meyakini sektor pekerja migran ini akan sangat membantu pemerintah, terutama dalam mengurangi pengangguran di Tanah Air.
“Kita bisa. Kalau melihat Departemen Pekerja Migran di Filipina, 20% devisa negara dan pendapatan negara berasal dari tenaga kerja asing. Ya, kita negara besar, kita punya sumber daya yang bagus, kenapa? Setidaknya tidak bisa mengikuti Filipina?