DAMASKUS – Pemberontak melancarkan serangan besar-besaran di provinsi Aleppo dan Idlib di Suriah, menurut laporan kantor berita SANA di Damaskus.
Serangan tersebut merupakan insiden pertama dalam beberapa tahun terakhir.
Kelompok pemberontak Hayat Tahrir-al-Sham (HTS), yang sebelumnya dikenal sebagai Jabhat al-Nusra, melancarkan serangan pada Rabu (27/11/2024), menurut SANA. Menurut laporan, pertarungan masih berlangsung.
Pemberontak dikatakan telah menyerang belasan wilayah di bawah kendali tentara Suriah, Al Jazeera melaporkan pada hari Kamis.
Suriah, Rusia, Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara lain menganggap HTS sebagai organisasi teroris.
Kelompok ini bermarkas di provinsi Idlib di barat laut negara itu, berkat bantuan Rusia kepada pemerintah Suriah dalam mengalahkan berbagai kelompok pemberontak, termasuk Negara Islam (IS atau yang dulu dikenal dengan ISIS).
Bulan lalu, pesawat tempur Rusia dan Suriah melakukan serangan gabungan terhadap posisi HTS di provinsi Idlib dan Latakia, menargetkan fasilitas pelatihan dan gudang kelompok tersebut.
Damaskus menuduh Barat membantu kelompok pemberontak di negaranya.
Dalam wawancara dengan media Tiongkok tahun lalu, Assad menyatakan bahwa pemberontak beroperasi di timur laut Suriah, tempat AS memiliki pangkalan militer.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa Washington telah menjalin kemitraan yang erat dan “menguntungkan” dengan para pemberontak.
Para pejabat Suriah juga mengatakan bahwa agen-agen Ukraina telah bekerja sama dengan pemberontak di negara tersebut, memberikan mereka pelatihan perang drone dan senjata yang dipasok AS untuk operasi tersebut.
Serangan mendadak pada hari Rabu adalah bentrokan besar pertama antara pemberontak Suriah dan pasukan pemerintah sejak Maret 2020, ketika Rusia dan Turki menyetujui gencatan senjata di negara tersebut.