JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menyebut swasembada pangan dan energi menjadi program prioritas. Program swasembada pangan dipastikan dapat terlaksana paling lambat dalam 4 atau 5 tahun ke depan.
Prabowo juga mencatat, Indonesia mempunyai potensi besar untuk memajukan sektor pertanian dan mengurangi ketergantungan pangan impor. Dalam pidatonya, Prabowo juga mengatakan bahwa Indonesia tidak boleh bergantung pada sumber pangan luar negeri.
Menanggapi sambutan pembukaan Prabowo Subianto, Sekretaris Jenderal PDP Petani Muda Indonesia Suroyo optimistis swasembada pangan bisa tercapai, mengingat Indonesia memiliki lahan yang luas dan produk pangan yang beragam.
“Sebagai presiden dan wakil presiden RI kedelapan, program swasembada pangan dan energi prioritas Prabowo-Gibran sangat realistis dan dapat dicapai. Indonesia dikenal sebagai negara agraris dan maritim dengan sumber daya pangan yang melimpah dan beragam serta kekayaan alam yang melimpah. lahan Berbagai program seperti pembuatan sawah baru (Food Estate), revitalisasi hutan dan lahan tidur merupakan langkah yang tepat ke depan, Pak Prabowo dan Mas Gibran advokasi swasembada pangan dan energi, tata kelola yang baik, terpadu dan terukur,” ujarnya.
Suroyo mengatakan Indonesia mempunyai sumber daya manusia yang unggul di bidang pertanian dan pangan, dan kerja sama antar pemangku kepentingan serta lembaga pertanian dan pangan akan menjadi kekuatan besar di bidang pangan, tidak hanya sebagai isu utama yang harus dipenuhi, namun juga sebagai pertahanan. . .
“Masalah pangan bukan hanya persoalan mendasar suatu bangsa, tapi persoalan hidup dan mati. Lebih jauh lagi, persoalan pertahanan negara, kita menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan seperti perubahan iklim, tanah, dan lain-lain. penipisan, pengelolaan sektor pangan Kita hanya bisa memastikan pengelolaannya benar jika “pertanian dan sumber daya manusia Indonesia unggul di bidang pangan,” ujarnya.
Kolaborasi antar pemangku kepentingan dan institusi di bidang pertanian dan pangan akan menjadi kekuatan yang dapat mentransformasikan sektor pangan menjadi pertahanan nasional yang kuat terhadap kondisi politik global yang menimbulkan berbagai ketidakpastian, terutama pada persoalan pasokan pangan negara-negara produsen pangan. .
Oleh karena itu, tekad Pak Prabowo dan Mas Gibran untuk berdikari merupakan tekad yang sudah diperhitungkan, khususnya dalam hal pertahanan negara, ujarnya.
Selain itu, Suroyo mengatakan, peran generasi muda dalam mencapai swasembada pangan juga tidak bisa diabaikan, mengingat generasi muda merupakan generasi penerus yang kelak akan memproduksi pangan dan menjadi benteng ketahanan pangan Indonesia.
“Saya berharap Pak Prabowo dan Mas Gibran juga memberikan perhatian serius terhadap peran generasi muda di sektor pertanian dan pangan. Minat generasi muda untuk memasuki sektor ini cenderung rendah sehingga perlu adanya insentif untuk mendorong. itu. Menurut data BPS, generasi muda akan masuk ke sektor pertanian: 2023′ “Hanya 22% generasi muda yang terjun di bidang pertanian, niscaya akan lebih banyak lagi yang dibutuhkan di masa depan, karena generasi ini pemuda akan terus bertani. Hal ini akan mengarah ke Indonesia. produksi pangan.” Sebenarnya.
Suroyo menambahkan, sebagai organisasi yang fokus pada sektor pertanian, Pemuda Tani Indonesia akan mendukung setiap langkah pemerintah dalam mencapai swasembada pangan dan bersedia berperan aktif.
“Sebagai organisasi yang bergerak di bidang pertanian, Pemuda Tani Indonesia mempunyai keyakinan penuh bahwa Pemerintahan Prabowo-Gibran dapat mewujudkan visi dan misi swasembada Asta Cita khususnya pangan dan energi. Pemuda Tani Indonesia akan selalu mendukung dan akan didukung oleh Prabowo-Gibran. “Kami bersedia berperan aktif baik di dalam maupun di luar pemerintahan dalam setiap langkah yang diambil pemerintah dalam upaya mencapai swasembada pangan,” tegasnya.
Menurut data Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2022, Indonesia mempunyai potensi lahan seluas 63,4 juta hektar, luas lahan dibagi sesuai kegunaan pangan, dengan luas tanaman 18 juta hektar, 26,3 juta hektar. lahan pertanian yang kering. Meski lahan belum digarap seluas 8,8 juta hektar dan 10,3 juta hektar, namun kebutuhan lahan pangan di Indonesia untuk memenuhi konsumsi dalam negeri adalah 13,7 juta hektar.