JAKARTA – Gubernur (Kegob) – Pasangan calon Wakil Gubernur (Kegob) Jakarta, Rizwan Kamal-Sosowono, diharapkan bisa menyelesaikan banyak permasalahan jika terpilih di Palkada Jakarta yang digelar pada 27 November 2024. .
Iko (38), warga Jakarta, menilai ada banyak hal yang perlu diperhatikan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut satu itu.
Menurutnya, pengalaman Rizwan Kamal memimpin Bandung dan Jawa Barat dapat memberikan dampak positif bagi pembangunan Jakarta.
Pengalaman Rizwan Kamil di Jabar bisa diterapkan di Jakarta. Apalagi cakupan wilayahnya kecil di Jakarta. Kami berharap Rizwan Kamil dan Sosuno bisa lebih fokus di wilayah kecil di Jawa Barat,” ujarnya saat menghadiri Gema. Kampanye besar pertama RIDO di GOR Cendrawasih, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (14/11/2024).
Selain itu, Eko berharap Rizwan Kamal-Suswano menepati janjinya jika terpilih memimpin Jakarta lima tahun ke depan.
“Ini lebih (komitmen) terhadap janjinya, mudah-mudahan bisa menepati janjinya,” ujarnya.
Salah satu program RIDO adalah sekolah swasta gratis. Menurut Echo, program ini sangat bermanfaat bagi warga Jakarta. Apalagi, banyak sekolah swasta di Jakarta yang membebankan biaya tinggi.
“Menurut saya swasta di sini termasuk yang biayanya paling besar, seperti sekolah swasta internasional atau swasta lainnya. Kami berharap ini menjadi kenyataan,” ujarnya.
Namun, Echo meminta Rizwan Kamal Sosuno memilih sekolah swasta mana yang digratiskan. Menurut dia, ada beberapa kriteria untuk menentukan sekolah swasta mana yang layak gratis dan mana yang tidak.
“Mungkin tidak semua sektor swasta akan mandiri, jadi kita perlu mengatasinya terlebih dahulu.” Berapa jumlah perusahaan swasta yang ada di suatu daerah, berapa yang gratis dan berapa yang berbayar. Menurut saya, jika semua perusahaan swasta didirikan secara gratis. Tidak mungkin,” kata Gema.
Selain itu, Rizwan Kamal-Susowono perlu meningkatkan pengaturan lalu lintas dan jalan setapak sesuai Eco. Hal ini dapat menjadikan kota lebih bersih jika jalan setapak dapat digunakan kembali sebagaimana mestinya.
“Itu lalu lintas ya? Kebanyakan orang di Jakarta rata-rata kalau melintas lalu lintas banyak yang melanggar. Misalnya trotoarnya dirancang dengan baik, bahkan untuk lewat sepeda motor dijadikan tempat parkir, tapi untuk usaha-usaha itu Mereka tidak lagi aman bagi pejalan kaki. “Saya sangat ingin bekerja dengan baik lagi,” katanya.