Teheran – Taktik Israel menyerang Iran merupakan ulasan menarik yang patut Anda ketahui. Tel Aviv mengumumkan bahwa tindakan ini merupakan respons terhadap serangan rudal yang dilakukan tentara Zionis baru-baru ini di Teheran dengan sejumlah jet tempur dan drone.
Serangan Israel ke tanah Iran terjadi pada Sabtu (26/10) dini hari. Sementara media Iran melaporkan ledakan di sekitar ibu kota Teheran, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) baru-baru ini mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Serangan terhadap Teheran terjadi dalam beberapa gelombang dan dalam jangka waktu tiga jam. Gedung Putih menggambarkan tindakan tersebut sebagai “latihan pertahanan diri” Israel melawan musuh-musuhnya.
Selain itu, taktik apa yang digunakan Israel saat menyerang Iran? Berikut penjelasannya.
Taktik Israel dalam menyerang Iran Israel melakukan serangan udara terhadap Iran dengan nama “Hari Penyesalan” atau “Hari Penyesalan”. Tel Aviv mengerahkan puluhan jet tempur dan drone dalam operasi ini.
Dalam serangan udara tersebut, Israel tampak menggunakan jalur yang terkesan sederhana namun melibatkan perencanaan yang rumit. Hal ini termasuk memperkirakan target serangan dan mengoordinasikan pesawat yang digunakan untuk terbang di Yordania, Suriah, dan Irak.
Strategi Israel adalah menyerang Iran dalam tiga gelombang besar. Menurut The Times of Israel, gelombang pertama menargetkan sasaran udara-ke-permukaan seperti instalasi radar dan pangkalan pertahanan udara Iran di Teheran, Ilam dan Khuzestan.
Tujuannya adalah untuk mengganggu kemampuan pertahanan udara Iran, baik untuk menjamin kebebasan bertindak IDF maupun untuk mempersiapkan serangan lebih lanjut jika Teheran membalas.
Selain itu, gelombang kedua difokuskan pada penghancuran lokasi produksi UAV dan rudal balistik. Tujuannya jelas untuk menghancurkan situs atau fasilitas yang digunakan Iran untuk membuat senjata terkait militer.
Sedangkan untuk gelombang ketiga, Israel menyasar industri manufaktur militer. Sumber-sumber Israel mengatakan intelijen yang sangat rinci akan memungkinkan pasukan IDF untuk menyerang “pabrik yang tak tergantikan” di balik produksi rudal permukaan-ke-permukaan Iran.
Dalam serangan ini, Israel juga berusaha mengatasi pertahanan udara Iran dengan menggunakan rudal “Rocks”. Rudal-rudal ini memungkinkan mereka menyerang sasaran musuh dari posisi dekat tanpa perlu jet tempur masuk jauh ke wilayah musuh.
Namun penggunaan roket juga tidak banyak gunanya. Pasalnya, sistem pertahanan udara Bawar 373 milik Iran berkinerja lebih baik dari yang diharapkan.
Selain itu, Israel tidak menargetkan fasilitas nuklir atau ladang minyak Iran karena mereka fokus pada sasaran militer. Hal ini kemungkinan besar didasarkan pada permintaan Joe Biden agar Tel Aviv tidak boleh menyerang fasilitas nuklir atau minyak Teheran. Meski ada yang senang dengan serangan tersebut, beberapa media Israel mempertanyakan efektivitas serangan tersebut.
Para penentang ini menggambarkan serangan Israel sebagai tindakan simbolis yang gagal mencapai tujuan strategis penting. Beberapa laporan menyoroti ketidakpuasan terhadap terbatasnya dampak operasi ini.
Menurut Al-Mayadeen, Roy Keiss, seorang reporter urusan Arab, sesumbar jika dia berada di posisi Ali Khamenei, dia akan kembali tidur dan mengevaluasi situasi serangan terhadap Iran keesokan paginya. Hal ini tentu saja karena serangan yang terjadi baru-baru ini tidak mencapai tujuan strategis.
Selain itu, laporan media menunjukkan bahwa serangan itu bermotif politik dan sengaja dirancang untuk mempertahankan dukungan publik terhadap Perdana Menteri Netanyahu. Jurnalis media Israel Rami Yetzar, mantan perwira tinggi polisi militer Israel, percaya bahwa serangan terhadap Iran, yang dia gambarkan sebagai serangan yang “sangat kecil dan lemah”, adalah taktik politik Netanyahu untuk menunjukkan kepada para pendukungnya bahwa dia sudah selesai. Teheran.
Demikian sekilas penjelasan Israel mengenai taktik menyerang Israel dengan jet tempurnya.