JAKARTA – Pertamina E.P. Lapangan Jambi Jambi IIB bekerja sama dengan Lapas Wanita untuk mengembangkan keterampilan membatik di kalangan narapidana. Dengan adanya peningkatan ini, kami berharap para penghuni Lapas Wanita Jambi bisa lebih mandiri dan kembali berintegrasi ke dalam masyarakat.
Program tersebut merupakan bagian dari Program Pemberdayaan Masyarakat Jambi yang dijalankan oleh Pertamina EP yang mampu mengubah desa-desa yang tadinya kecanduan narkoba menjadi desa yang bersih dan bebas narkoba. Capaian tersebut diakui Badan Narkotika Nasional (BNN) Jambi dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jambi sebagai upaya nyata mengurangi dampak sosial narkoba.
“Perlu adanya intervensi sosial yang terarah untuk meningkatkan keterampilan dan kebugaran mental warga binaan Lapas Wanita Jambi,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (29/10/2024).
Berdasarkan peta sosial lapas, jelasnya, 80% warga binaan diketahui terlibat penggunaan narkoba. Situasi ini menyoroti masalah stigma yang lebih besar terhadap mantan narapidana dan kurangnya keterampilan kerja, yang menyebabkan tingginya tingkat residivisme. “Kerajinan batik dipilih karena memiliki potensi ekonomi dan juga memberikan rasa bangga kepada para narapidana,” jelas Afrianto.
PERTAMINA E.P. Jambi memulai program reintegrasi narapidana pada tahun 2019 dengan pembentukan kelompok Batik Kejora di Lapas Wanita Kelas IIB Jambi. Dalam program ini, warga binaan dilatih keterampilan dasar seperti mewarnai kain, hingga keterampilan lanjutan seperti mewarnai dan melukis. Alat dan bahan juga tersedia untuk menunjang proses pembelajaran.
Ria Rahmawati, Pengawas Lapas Wanita Kelas IIB Jambi, mengatakan proses pembelajaran berjalan lambat. Namun dengan kegigihannya, para tawanan kini mampu menghasilkan batik berkualitas yang mampu bersaing di pasaran.
Pada tahun 2022 ini, Lapas Batik akan mengikuti peragaan busana bertajuk “Voices Behind Bars” yang bekerja sama dengan Asosiasi Perancang Usaha Mode Indonesia Jambi (APPMI). Acara yang dihadiri banyak tokoh nasional seperti Iriana Jokowi dan Kabinet Indonesia Maju OASE ini menyaksikan peningkatan signifikan permintaan batik hasil karya para narapidana dari berbagai institusi. “Batik yang dibuat oleh warga binaan Lapas Wanita Jambi semakin digemari,” kata Ria.
Karya warga binaan Lapas Wanita Bamik Jambi, ada 7 motif unik yang saat ini dimiliki Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). “Hal ini menunjukkan keunikan dan kualitas karya mereka. Keberhasilan ini semakin meningkatkan popularitas Batik Lapas, dengan promosi melalui media sosial dan pameran,” ujarnya.
Selain keterampilan membatik, Lapas Wanita Jambi kini mengembangkan keterampilan lain seperti menjahit, kerajinan tangan, membuat kue, laundry, dan salon. Setiap unit mendapat pelatihan produksi, pemasaran dan manajemen usaha yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kewirausahaan para narapidana.
“Pendekatan holistik ini memastikan keterampilan mereka berguna ketika mereka kembali ke perusahaan dan siap menghadapi tantangan baru,” ujarnya.
Manajer Pertamina EP Jambi Germancia menjelaskan, program pelatihan ini diharapkan dapat menurunkan angka residivisme di masa depan. PERTAMINA E.P. Jambi berharap keterampilan dan persiapan mental ini akan membantu mereka berintegrasi lebih baik dan terhindar dari masalah hukum. “Beberapa narapidana yang dibebaskan hingga saat ini sudah mampu mengembangkan usaha mandiri di bidang yang dipelajarinya, seperti pembuatan kue dan batik,” jelasnya.
Kami berharap keberhasilan program ini dapat menjadi contoh bagi upaya lain untuk memperkuat status sosial di Indonesia. Program ini diharapkan dapat mencapai kemajuan positif dengan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) jangka panjang, yaitu menciptakan lapangan kerja yang layak dan mendorong pertumbuhan ekonomi, serta 5 poin tentang kesetaraan gender dan pemajuan hak-hak perempuan.