JAKARTA – Direktur Teknologi Informasi Credit Bureau Indonesia (CBI) Ivan Irawan menyoroti peran penting CBI dalam mendukung transformasi digital sektor keuangan Indonesia. Terutama melalui pengelolaan data kredit yang canggih dan solusi analitis berbasis teknologi.
Hal tersebut disampaikannya saat tampil sebagai keynote speaker pada 32nd Digital Transformation Summit yang diselenggarakan pada 16-17 Oktober 2024 di The Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta.
Acara yang didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), EU-ASEAN Business Council, BritCham Indonesia dan Asosiasi Kecerdasan Buatan Indonesia ini membahas pentingnya percepatan digitalisasi untuk memperkuat daya saing perekonomian khususnya di bidang perbankan dan jasa keuangan. sektor
Dalam pemaparannya, Ivan menjelaskan bahwa transformasi digital di sektor lembaga keuangan sedang mengalami booming yang luar biasa. Ini adalah strategi penting bagi lembaga keuangan untuk tetap kompetitif sekaligus meningkatkan layanan pelanggan.
Menurutnya, solusi teknologi yang ditawarkan CBI mendukung lembaga keuangan untuk mempercepat proses kredit yang akurat dan andal sehingga memperluas inklusi keuangan.
“Transformasi digital sangat penting untuk meningkatkan layanan pelanggan. “Dengan teknologi canggih, termasuk analisis data dan pembelajaran mesin, kami dapat menawarkan layanan yang lebih personal dan bertarget, berdasarkan kebutuhan pelanggan dan profil risiko,” kata Ivan kepada lebih dari 2.000 eksekutif dan pemimpin teknologi.
CBI yang telah bermitra dengan lebih dari 50 bank dan lembaga keuangan, tidak hanya menyediakan layanan data kredit yang cepat, akurat dan andal, tetapi juga menggunakan data alternatif untuk meningkatkan keputusan kredit. Data alternatif ini meliputi catatan utilitas, data telekomunikasi, informasi sewa, transaksi e-commerce dan verifikasi pendapatan.
“Data alternatif sangat berharga bagi calon peminjam yang memiliki sedikit atau tidak ada riwayat kredit tradisional. Namun, data alternatif juga membawa risiko terkait keakuratan, kualitas, legalitas, privasi, dan kepatuhan.” Di CBI kami selalu memastikan bahwa data yang kami kelola mematuhi ketentuan yang berlaku,” jelas Ivan.
Ivan menambahkan, CBI mengembangkan seluruh sistem informasinya secara independen, untuk memastikan fleksibilitas dan kemampuan memenuhi kebutuhan unik setiap lembaga keuangan. CBI telah menerapkan seluruh sistem secara on site, hal ini sejalan dengan amanah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada seluruh LPIP (Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan) dalam mengelola data centernya.
“CBI dapat melayani seluruh kebutuhan anggotanya secara fleksibel, mudah beradaptasi, dan cepat. Kami siap memproses permintaan laporan kredit dalam jumlah besar dengan waktu respon yang sangat cepat. “Hal ini akan berkontribusi signifikan dalam mengurangi waktu pemrosesan pengajuan kredit di lembaga keuangan,” lanjut Ivan.
Privasi data dan persiapan menghadapi Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi Menanggapi tantangan privasi data di era digital, Ivan menegaskan CBI telah bersiap menghadapi Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) yang akan segera berlaku. CBI merupakan biro kredit pertama di Indonesia yang berhasil memperoleh sertifikasi ISO 27701, yang memastikan praktik pengelolaan data memenuhi standar perlindungan privasi internasional.
“Kami memahami bahwa data pribadi adalah milik masing-masing individu, sehingga seluruh aspek penyimpanan dan pemrosesan data memerlukan persetujuan mereka. Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa semua data yang kami kelola adalah sah dan dapat digunakan oleh pemiliknya dalam pemrosesan kredit,” tegas Ivan .
Masa depan jasa keuangan: digital dan tatap muka Ivan juga membahas tren masa depan di sektor keuangan, dimana jasa keuangan akan semakin beralih ke perbankan digital, sehingga memungkinkan pembiayaan tanpa perlu pertemuan tatap muka.
“Perbankan digital menjadi semakin populer untuk tabungan, transaksi, dan pembiayaan. Kini semuanya bisa dilakukan tanpa perlu mengunjungi bank fisik. “Kami optimis solusi teknologi kami akan selalu diperbarui dan terus dikembangkan untuk mendukung digitalisasi perbankan,” tutup Ivan.
Selain mempercepat proses kredit dan memperluas inklusi keuangan, Ivan juga menyoroti semakin besarnya tantangan keamanan siber. Teknologi kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (ML) yang diadopsi CBI memperkuat kemampuan deteksi terhadap ancaman serangan siber, termasuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga ketahanan siber CBI.
Ivan menekankan perlunya kerja sama antara pemerintah dan industri untuk membangun sistem keamanan yang kuat dalam skala (nasional) yang lebih luas.
Membangun ekosistem keuangan yang berkelanjutan, lanjut Ivan, menekankan bahwa CBI berkomitmen untuk terus mendukung transformasi digital di sektor keuangan Indonesia. “Kami bangga dapat berkontribusi dalam membangun ekosistem keuangan digital di Indonesia. Dengan pendekatan berbasis teknologi dan komitmen terhadap privasi data, CBI akan terus menjadi mitra strategis bagi lembaga keuangan untuk menghadapi tantangan masa depan,” kata Ivan.
Acara ini juga telah disertifikasi oleh The CPD Certification Service sehingga menjadi salah satu forum bergengsi yang dihadiri oleh para profesional di bidang teknologi dan keuangan.