JAKARTA – Kecerdasan buatan berperan penting dalam transformasi digital. Jika dilakukan dengan baik, suatu perusahaan atau instansi pemerintah yang menerapkan transformasi digital yang didukung oleh kecerdasan buatan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan, serta meningkatkan pelayanan kepada pelanggan atau masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Prof. Presiden Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM). Dr. kembali Nat. Achmad Benny Mutiara, SSi, S.Com.
Dijelaskannya, salah satu arah politik Presiden RI pada tahun 2024 hingga 2029 adalah mempercepat transformasi digital, mendorong penerapan dan penggunaan teknologi digital di instansi pemerintah, perusahaan komersial, dan institusi lainnya.
Definisi transformasi digital, sederhananya, adalah proses perubahan yang melibatkan perubahan mendasar dalam cara organisasi atau industri beroperasi, memproduksi, memberikan, dan memberikan pengalaman kepada pelanggan melalui teknologi digital. Transformasi digital melibatkan pengintegrasian teknologi digital ke dalam semua aspek bisnis.
“Transformasi digital mencakup berbagai teknologi seperti kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), komputasi awan, data besar, dan analisis data. “Dengan menggunakan teknologi ini, organisasi dan bisnis dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, meningkatkan kualitas produk atau layanan, dan mempercepat inovasi,” kata sang profesor. Benny yang juga merupakan Presiden Juri TOP Digital Award 2024.
Menurutnya, dengan mengoptimalkan penggunaan kecerdasan buatan, organisasi dapat mencapai tujuan transformasi digital dan mencapai kesuksesan bisnis.
Namun, Prof. Benny mencatat bahwa ada tantangan dalam menggunakan kecerdasan buatan. “Tantangan terbesarnya adalah privasi dan keamanan data, karena penggunaan kecerdasan buatan memerlukan akses terhadap data sensitif,” ujarnya.
“Selain itu, terdapat tantangan regulasi dan etika dalam penggunaannya, karena teknologi kecerdasan buatan memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan manusia,” tambahnya.
M.Lutfi Handayani ST. MBA, ketua panitia penyelenggara, mengatakan sejumlah perusahaan dan lembaga pemerintah yang berpartisipasi dalam acara tersebut mampu menunjukkan keberhasilan transformasi digital dengan dukungan kecerdasan buatan.
Keuntungan penggunaan kecerdasan buatan dalam transformasi digital antara lain pengolahan data yang lebih efisien dan efektif. Mengotomatiskan proses bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Meningkatkan pengalaman pelanggan dengan layanan yang lebih personal dan adaptif meningkatkan keamanan dengan memantau jaringan organisasi dan mendeteksi aktivitas mencurigakan.
Lutfi mengatakan, “Pada industri karet, pemanfaatan pertanian digital dengan dukungan teknologi kecerdasan buatan dapat meminimalkan kerugian produksi akibat kesalahan pengukuran total sebesar 51,75 miliar per tahun.
Di industri keuangan yaitu asuransi, platform digital berbasis AI dapat mempercepat verifikasi klaim, mendeteksi penipuan, dan memberikan penilaian otomatis. Dengan teknologi inovatif seperti OCR dan penomoran AI, platform berbasis AI menghadirkan efisiensi, akurasi, dan transparansi pada proses asuransi. Dapat mengelola ribuan voucher dari ribuan rumah sakit di Indonesia setiap harinya. Manfaatnya termasuk memberikan efisiensi operasional kepada perusahaan dan membantu mendeteksi penipuan.
“Pada saat yang sama, dalam dunia perawatan kesehatan, asisten virtual dapat memberikan informasi kepada pasien tentang interaksi obat dan interaksi obat-makanan. Hal ini sangat membantu keamanan dan efektivitas obat yang dikonsumsi pasien.”
“Dampak transformasi digital yang memanfaatkan kecerdasan buatan penting bagi mitra bisnis, pelanggan, dan masyarakat di dalam dan luar negeri,” tegas Lutfi.