JAKARTA – Nilai tukar rupiah (kurs) pada perdagangan hari ini kembali ditutup melemah sebesar 160 poin atau 1,05 persen menjadi Rp15.428 setelah sebelumnya berada di level Rp15.268 per dolar Amerika. Anjloknya nilai tukar kali ini menandai pelemahan beruntun selama empat hari berturut-turut.
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS dipengaruhi oleh laporan ketenagakerjaan nasional ADP yang menunjukkan bahwa jumlah pekerja sektor swasta AS meningkat lebih dari perkiraan pada bulan September, menjelang data ketenagakerjaan yang sangat dinantikan. pekerjaan hari Jumat.
“Jumlah pekerja sektor swasta meningkat sebesar 143.000 pada bulan lalu setelah meningkat sebesar 103.000 pada bulan Agustus, Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan pada hari Rabu. Ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan penambahan 120.000 pekerjaan,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Kamis (3). /10/2024).
Sebelumnya, Presiden Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan pada hari Rabu bahwa pemotongan 50 basis poin bulan lalu merupakan pengakuan bahwa kebijakan suku bunga “tidak sinkron” dengan kondisi ekonomi saat ini, namun tidak boleh dianggap sebagai tanda bahwa perjuangan melawan inflasi telah berakhir. . .
Selain itu, prospek meluasnya konflik di Timur Tengah yang dapat mengganggu aliran minyak mentah dari negara-negara pengekspor utama membayangi prospek peningkatan pasokan global. Israel mengebom pusat kota Beirut pada Kamis dini hari, menewaskan sedikitnya enam orang, setelah pasukannya mengalami hari paling mematikan di garis depan Lebanon dalam satu tahun bentrokan melawan kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran.
Serangan itu terjadi sehari setelah Iran menembakkan lebih dari 180 rudal balistik ke Israel dalam peningkatan permusuhan, yang meluas dari Israel dan wilayah pendudukan Palestina ke Lebanon dan Suriah.
Dari sisi sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) memberi sinyal akan membuka ruang penurunan lebih lanjut suku bunga acuan atau BI rate pada akhir tahun ini, seiring dengan kondisi inflasi yang rendah, nilai tukar rupiah yang stabil, dan pertumbuhan ekonomi. yang harus lebih didorong.
BI kemudian akan terus mencermati perkembangan perekonomian seperti kebijakan suku bunga di Amerika Serikat (AS) dan Eropa serta perkembangan perekonomian Tiongkok. Sementara itu, BI memangkas BI rate pada rapat Governing Council (GV) September 2024 sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen. Sedangkan suku bunga AS atau Fed Funds Rate (FFR) pada September 2024 sebesar 4,75 – 5%.
Sebelumnya, keputusan BI untuk memangkas suku bunga acuan atau BI rate akan terus berlanjut. Pada akhir tahun 2024, dia memperkirakan BI rate akan berada di kisaran 5,50%. Sebelumnya pada bulan Agustus 2024, inflasi umum sedikit menurun menjadi 2,12 persen tahunan (y/y), turun dari 2,13 persen tahun-ke-tahun pada bulan Juli 2024. Angka ini merupakan level terendah sejak Februari 2022. Namun demikian, tingkat inflasi ini masih tetap rendah. berada dalam kisaran target BI sebesar 1,5 hingga 3,5 persen.
Di sisi lain, dorongan penurunan suku bunga acuan BI diperkirakan akan mendukung pertumbuhan ekonomi tetap kuat. Khususnya bagi industri perbankan. Pelonggaran kebijakan moneter BI diharapkan dapat mendorong penurunan biaya dana yang pada akhirnya akan mendorong penurunan suku bunga pinjaman. Berdasarkan data di atas, rupiah pada perdagangan selanjutnya diperkirakan akan berfluktuasi namun kembali ditutup melemah pada kisaran Rp15.410 – Rp15.500 per dolar AS.