JAKARTA – Para perempuan bangsa menggelar deklarasi nasional untuk melindungi Santri demi kesadaran nasional. Pengumuman tersebut dilakukan dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional tahun 2024.
Pada upacara Hari Santri Nasional yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadis Bekasi, Pernyataan Pikiran dibacakan oleh Santri, Guru, Ustaz, Ketua Umum DPP Wanita Nasional Siti Mukaromah. Ketua Bidang PKB MPR RI Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz dan anggota DPR daerah pemilihan Depok Bekasi, Sujatmiko.
Deklarasi nasional ini juga diamanatkan kepada seluruh Dewan Pemerintahan Provinsi (DPW), Dewan Pengurus Cabang (DPC), Direktorat Nasional Sayap Perempuan yang merupakan organisasi independen atau Sayap Perempuan Partai Reformasi Nasional (PKB).
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar yang memimpin acara Hari Nasional Santri mengatakan, kekerasan sedang terjadi di dunia pendidikan.
“Saat ini ancaman kekerasan di lembaga pendidikan sangat mendesak, harus kita akui dengan jujur bahwa tidak hanya pesantren, tapi juga seluruh lembaga pendidikan pesantren serta pendidikan umum. Berdasarkan agama yang berbeda, mereka menghadapi situasi yang mendesak. kekerasan, dan kita harus melakukan sesuatu untuk mengatasinya,” kata Cak Imin yang merupakan Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Oleh karena itu, pengumuman tidak bersalahnya pesantren di Hari Santri Nasional merupakan saat yang tepat. Sebab, lingkungan sekolah yang inklusif dan kaya akan nilai-nilai positif sudah seharusnya menjadi garda terdepan dalam kampanye anti kekerasan di dunia pendidikan.
Ketua DPP Perempuan Nasional Siti Mukaromah menambahkan, banyak profesional, pengusaha, dan pejabat pemerintah yang berasal dari pesantren.
“Pondok pesantren Islam sejak dahulu terbukti telah melahirkan banyak tokoh, tidak hanya pahlawan dan negarawan, tetapi juga profesional, pengusaha, dan lain-lain,” kata anggota DPR itu kepada RI.
Oleh karena itu sangat penting untuk menciptakan lingkungan sekolah menengah Islam yang bebas dari kekerasan fisik, mental dan emosional. Agar pesantren terus melahirkan generasi-generasi yang berakhlak mulia dan memiliki nasionalisme yang tinggi.
Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits didirikan oleh KH Abu Bakar Rahziz dan Nyai Hj. Badriyah Fayumi mempunyai konsep pendidikan yaitu pendidikan terpadu bagi kader ulama, pemimpin yang mempunyai nilai moral dan visi kebangsaan. Artinya pendidikan yang dibangun di sekolah asrama ini bersifat terpadu, terkoneksi, terkoneksi dan tidak dapat dipisahkan.
“Deklarasi Nasional Kesadaran Nasional Santri sejalan dengan visi, misi dan motto kami, pendidikan bermutu untuk semua, bebas dari kekerasan dan diskriminasi. Sejak awal berdirinya, Mahasina memiliki gagasan tentang sekolah berasrama yang ramah dan melawan lingkungan kekerasan. dari Pondok,” kata Kiai Abu.
Selain Neng Eem Marhamah dan Sujatmiko, Ketua DPR RI PKB Jazilul Fawaid serta anggota Fraksi PKB DPR RI lainnya yakni Ida Fauziyah, Arzetti Bilbina, Nihayatul Wafiroh dan Ratna Juwita Sari turut hadir dalam Deklarasi Nasional tersebut.