JAKARTA – Partai Perindo menyambut baik pencapaian positif dalam mendorong ketahanan pangan di Indonesia. Peningkatan tersebut terlihat dari berkurangnya kerawanan pangan dan beragamnya program yang berhasil menurunkan angka kemiskinan dan meningkatkan akses pangan di daerah tertentu.
Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Plt Sekretaris Jenderal Partai Perindo, mengatakan peningkatan tersebut tidak hanya menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengatasi tantangan pangan, tetapi juga pentingnya kerja sama lintas sektor, termasuk pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor swasta. Namun, Ferry mengatakan masih ada tantangan besar, terutama terkait ketimpangan distribusi pangan di daerah terpencil.
“Dalam hal ini, Perindo menekankan pentingnya penguatan infrastruktur pertanian di wilayah yang sulit dijangkau dan perlunya adopsi teknologi pertanian modern seperti smart farming untuk meningkatkan efisiensi produksi pangan,” kata Perry dalam keterangan tertulisnya, Jumat. . 18 Oktober 2024).
“Kami juga menyoroti pentingnya pemberdayaan petani lokal melalui akses keuangan yang lebih baik, benih berkualitas dan pelatihan agar mereka dapat berkontribusi lebih besar dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional,” lanjut saya.
Perindo terus mendorong intervensi segera, termasuk program bantuan pangan di daerah rawan pangan. Hal ini untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki akses terhadap pangan berkualitas tinggi dan terjangkau.
“Dalam jangka panjang, pengembangan sektor perikanan dan budidaya perikanan juga harus dioptimalkan karena merupakan sumber protein penting yang melimpah di Indonesia namun belum dimanfaatkan secara optimal,” ujarnya.
Menurutnya, Perindo meyakini kebijakan ketahanan pangan yang inklusif dan berkelanjutan menjadi kunci untuk memastikan seluruh masyarakat Indonesia, terutama yang berada di wilayah paling rentan, dapat hidup sejahtera tanpa khawatir kekurangan pangan.
“Ke depannya, kami berharap pemerintah terus memperkuat sinergi dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan, termasuk dengan memperluas akses terhadap teknologi dan inovasi pertanian,” ujarnya.
“Kami optimis pendekatan terpadu berdasarkan data akurat dapat membantu Indonesia menjadi lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan seiring menghadapi tantangan global yang semakin kompleks seperti perubahan iklim dan fluktuasi harga pangan internasional.” Dia menyimpulkan.
Sebagai referensi, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa prevalensi masyarakat yang mengalami kerawanan pangan sedang atau berat di Indonesia akan menurun pada tahun 2020 hingga 2023. Pada tahun 2023, prevalensi penduduk yang mengalami kerawanan pangan tingkat sedang hingga berat tercatat sebesar 4,5%, turun 0,35% dari tahun 2022.