PURBALEEUNYI – Peningkatan jumlah kendaraan niaga tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun hal ini juga menyebabkan peningkatan beban jalan, karena kendaraan dengan muatan berat lebih sering melintas.
Berdasarkan data yang dirilis Korlantas Polri, jumlah truk atau kendaraan niaga di Indonesia mencapai 6.197.110 unit pada Selasa (12/11/2024).
Sebanyak lebih dari 6,1 juta kendaraan niaga dipasok dari delapan pulau di Indonesia, yakni Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Maluku, Papua, Maluku, dan Maluku Utara.
Dari data tersebut terlihat Pulau Jawa masih mendominasi pergerakan kendaraan barang sebanyak 3.046.428 unit. Disusul Pulau Sumatera sebanyak 1.609.698 barang angkut.
Joko Setijovarno, kepala advokasi dan urusan masyarakat MTI, mengatakan pertumbuhan tersebut baik bagi perekonomian negara. Sekaligus, dia meminta pihak terkait memperkuat pengawasan.
“Kalau angkanya membaik berarti kebutuhan angkutan barang semakin meningkat. Namun pengawasan juga ditingkatkan karena kemungkinan pelanggaran ODOL akan meningkat,” kata Joko saat dihubungi SINDONews.
Seperti diketahui, truk yang kelebihan muatan atau ODOL (Over Dimension Over Load) kerap merusak jalan. Selain itu sering menyebabkan crash karena berjalan cukup lambat akibat kelebihan beban.
“Kalau pengelolaan truk ODOL kembali ke pemerintah, mau apa mereka? Saya pernah bilang presiden harus turun tangan mengatasi pelanggaran tersebut. Kasus truk ODOL ini juga bisa menjadi alat politik,” kata Joko.
Pria yang juga peneliti program teknik sipil Unika Soegijapranata ini menegaskan, truk pengangkut tambang juga harus diperiksa. Menurut dia, struktur jalan rusak akibat aktivitas mereka.