JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto mengerahkan jajarannya untuk memperkuat ketahanan siber dan keamanan maritim. Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Lodewijk Freidrich Paulus usai pelantikan di Istana Negara Batavia.
“Mungkin baru-baru ini kita tahu kalau itu terkait siber. Nah, dunia siber juga kita sinergikan, karena banyak pihak yang bermain di sana. kata Lodewijk, Senin (21/10/2024).
Lodewijk mengatakan, selama 100 hari menjabat, Presiden Prabowo berupaya menjaga stabilitas dan keamanan politik. “Tentunya dalam 100 hari pertama kita harus menjaga stabilitas politik, kemudian stabilitas keamanan, di antara masalah pertahanan tentunya,” ujarnya.
Lodewijk mengatakan, Presiden Prabowo juga meminta keamanan maritim diperkuat. Ia mengatakan, Indonesia mengalami kerugian hingga Rp 40 triliun dalam satu tahun akibat pencurian ikan.
“Dari segi keamanan maritim, kita tahu Bakamla ada. Bakamla disahkan Kementerian Perhubungan, mengadopsi UU 32 yang kemarin direvisi, kemudian di bawah Kementerian Perhubungan (Kemenhub), UU Nomor 17, katanya.
“Demikian pula, kita harus melindungi kekuatan laut dari kemungkinan pencurian ikan. Karena dalam satu tahun kita rugi 30 sampai 40 triliun. Membayangkan. “Nah, kalau ini bisa kita atasi, kita yakin negara ini akan semakin berubah,” jelas Lodewijk.
Selain itu, Lodewijk juga menegaskan, sistem pertahanan ibu kota negara Indonesia (IKN) Penajam Paser, Kalimantan Timur tidak hanya mencakup TNI, tetapi juga departemen atau kementerian lain.
“Kita tahu, kita punya IKN ya. Sistem pertahanannya apa? Ini tidak hanya mencakup TNI, tapi juga departemen atau kementerian lain. Nah, bersinergi dengan baik,” ujarnya.
“Contohnya kalau kita lihat Israel punya pertahanan udara, tapi ternyata rusak. “Apa yang kita lakukan, sistem pertahanan apa yang kita gunakan? Karena pertahanan udara kita sekarang harus bermigrasi dari doktrin lama, karena sekarang bermain dengan rudal, mereka tidak perlu mendekat 300 km dari sana,” dia dikatakan.